Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pemuda Ujung Tombak Bangsa dan Agama

Mediaindonesia.com
26/10/2020 12:53
Pemuda Ujung Tombak Bangsa dan Agama
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dalam program Khazanah Islam di Metro TV.(Ist/Metro TV)

PEMUDA adalah tombak penting dalam masa depan suatu bangsa. Begitu pun dalam Islam, pemuda merupakan usia yang ideal untuk memberi dan mencurahkan segenap tenaga dan kemampuan untuk berkarya, berdaya, dan memberi manfaat.

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyebut pemuda lah yang membuat sejarah di dalam agama dan bangsa. Dalam AlQuran, katanya, yang dimaksud pemuda ialah mereka yang punya prestasi, kepercayaan, ketegaran, dan visi ke depan.

Nasaruddin mencontohkan kisah dua anak gadis Nabi Syuaib yang dibantu seorang pemuda yang tak lain adalah Nabi Musa ketika mereka kesulitan mendapatkan air di sebuah sumur. Setelah membantu mengambilkan air untuk ternak mereka, Nabi Musa juga bersedia mengantar kedua gadis itu karena hari menjelang gelap.

“Ketika Nabi Musa berjalan di belakang kedua gadis itu, ada angin bertiup dan sedikit mengangkat rok si gadis. Lantas Nabi Musa meminta izin untuk berjalan di depan,” kisah Nasaruddin dalam program Khazanah Islam di Metro TV.

“Sampai di rumahnya, gadis itu berkata kepada Nabi Syuaib, ‘Ayah, sesungguhnya yang paling bagus dijadikan karyawan, ialah pemuda yang kokoh, kuat, tangguh, berkarakter, dan terpercaya.’ Itulah sosok pemuda yang diidealkan dalam Alquran,” jelasnya.

Contoh lain adalah Usamah bin Zaid, seorang yang ditunjuk Rasulullah SAW menjadi panglima angkatan perang ketika usianya belum genap 20 tahun. Penujukan ini sempat menuai keraguan dari para sahabat nabi yang lebih senior karena Usamah dinilai terlalu muda memimpin angkatan perang.

“Kata Rasulullah, ‘umurnya boleh muda, tetapi pengalaman perangnya, kecerdasannya memimpin perang, sangat profesional.’ Terbukti dia tidak tergantikan. Rasul sudah wafat pun, Abu Bakar sebagai pelanjutnya tetap mempertahankan posisi panglima dipegang oleh Usamah,” tutur Nasaruddin.

Di sisi lain, peran pemuda juga sangat penting dalam pergerakan menuju Kemerdekaan Indonesia. Seperti diketahui, inisiatif pemuda dari berbagai latar belakang suku, agama, dan golongan pada 1928 untuk berkumpul dan menyatukan tekad dalam Sumpah Pemuda menjadi peristiwa sejarah penting bagi bangsa Indonesia.

“Mari kita memaknai Hari Sumpah Pemuda ini dengan menengok apa yang dilakukan kumpulan anak-anak muda Indonesia itu membuat ikrar bersama. Mari kita mencontoh apa yang dicontohkan oleh Alquran, mari kita juga mencontoh bagaimana Rasulullah mempromosikan pemuda tanggung itu menjadi panglima angkatan perang,” jelasnya.

Di masa sekarang dengan kemajuan teknologi, Nasaruddin melihat para pemuda yang sering disebut kamu milenial mempunyai produktivitas yang baik. Apalagi, keterampilan menggunakan teknologi informasi memang didominasi oleh anak-anak muda.
Dari segi pendidikan, katanya, generasi sekarang juga mendapatkan suguhan ilmu yang lebih lengkap, mulai dari program prasekolah hingga bermacam bimbingan belajar nonformal.

Namun, Nasaruddin mengingatkan bahwa pemuda yang cerdas dan tangguh tidak ada artinya bila imannya rapuh. “Pemuda itu kalau hanya kaya dengan fisiknya, dengan pikiran cerdasnya, tapi gak punya iman, itu bisa jadi monster. Karena itu, jika ingin para pemuda itu diperebutkan oleh instansi mana pun, kuasai tiga hal, fisiknya harus dipelihara—kebugaran, ketegaran—kecerdasannya, dan harus ada iman,” ungkapnya.

Karakter dan akhlak

Ustaz Cholil Nafis menyebut Nabi Muhammad adalah contoh teladan terbaik bagi para pemuda. Menurutnya, Allah menjanjikan kehidupan yang ideal dan baik adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Cholil menjelaskan Rasulullah memulai kepemimpinannya sejak masih muda. Selain itu, karakter kepemimpinannya juga sangat kuat karena beliau sudah ditempa kehidupan yang beragam dan penuh keterbatasan.

“Orang tuanya wafat sejak beliau di kandungan, ketika berusia 6 tahun ibunya wafat, diasuh kakeknya yang kemudian wafat juga. Ini menggambarkan Rasulullah dilatih untuk mandiri,” jelasnya pada kesempatan yang sama.

Bagi Nabi Muhammad, keterbatasan tersebut menjadi kelebihan yang dikehendaki Allah. Sejak muda, Rasulullah telah diberikan predikat Al-Amin atas sikapnya yang amanah, jujur, dan dapat dipercaya.

“Jadi yang dibangun oleh kualitas kepemimpinan itu bukan soal intelektualitas semata, tetapi yang pertama adalah kepercayaan. Dan kepercayaan itu berawal dari kejujuran sehingga orang menitip pada Rasulullah kepercayaan dalam perdagangan pada usia muda saat itu,” tuturnya.

Karena itu, pemuda harus memiliki karakter dan akhlak seperti yang diajarkan Rasulullah. Antara lain sikap baik kepada orang lain, menyikapi situasi dengan lapang dada, serta menjadi orang yang benar.

Untuk menjadi pemuda harapan Rasulullah, lanjut Cholil, pertama harus berilmu. Lalu kedua adalah mengamalkan ilmu itu untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar.

“Kepemimpinan yang hakikat adalah orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain dan mau mengorbankan kepentingan diri sendiri demi kepentingan orang banyak,” katanya.

 

“Sama dengan sinyal, makin banyak jaringannya makin mahal dan makin bagus. Kita pun begitu, makin banyak jaringan yang menerima manfaat dari kita, kita makin bagus di mata Allah,” pungkasnya. (Ifa/S3-25)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya