Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Menjaga Kondisi Psikis Penderita Kanker Payudara

Atikah Ishmah Winahyu
24/10/2020 12:55
Menjaga Kondisi Psikis Penderita Kanker Payudara
Payudara prostetik khusus pasien kanker payudara(MI/Fransisco Carolio Hutama Gani)

PENYAKIT kanker payudara tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik tetapi juga psikis penderitanya. Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat yang juga sempat menderita kanker payudara mengatakan ada dua jenis depresi/stres pada penderita kanker. Pertama yang disebabkan oleh faktor kejiwaan, ketidaksiapan mental, kurang dukungan, dan kurang memahami informasi seputar penyakit yang diderita. Sedangkan yang kedua yaitu stres karena pengaruh obat.

“Ada hal yang tidak bisa dihindari oleh semua orang, sekuat-kuatnya orang itu, sepaham-pahamnya orang itu pada penyakitnya, satu hal yang tidak bisa dihindari yaitu perasaan depresi, down, dan putus asa yang terjadi akibat obat,” kata wanita yang akrab disapa Rerie ini dalam webinar, Sabtu (24/10).

Rerie menuturkan, untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, ia harus menjalani kemoterapi sebanyak enam kali, radiasi 28 kali, dan terapi DNA yang masih berlangsung. Selama pengobatan, Rerie sempat mengalami stress hingga menimbulkan rasa takut yang berlebihan pada dirinya.

Menurutnya, agar dapat memulihkan kondisi psikis penderita kanker dibutuhkan dukungan keluarga, masyarakat, dan konseling dari ahli.

“Mungkin ke depan ini juga bisa menjadi salah satu masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan. Bagaimana menyiapkan tenaga-tenaga yang mehami masalah ini (psikis penderita kanker),” tuturnya.

Baca juga: Faktor Risiko Kanker Payudara Bisa Dihitung

Dalam kesempatan berbeda, Co-founder Love Pink Indonesia sekaligus penyintas kanker payudara Madelina Mutia sempat terkejut dan bingung saat dokter menyarankannya agar melakukan mastektomi atau pengangkatan payudara untuk menyembuhkan penyakit yang diderita. Sebab, sebagai seorang wanita payudara merupakan bagian tubuh yang cukup penting.

Namun, pada akhirnya Muti melakukan apa yang disarankan dokter demi kesembuhannya.

“Setelah operasi, nggak kerasa sakit. Tapi merasa ada sesuatu yang hilang,” ujar Muti.

Muti mengatakan, hal yang dapat membuatnya menerima keadaan adalah dukungan dari keluarga, teman, dan informasi yang memadai. Membaca referensi yang diberikan teman dan rajin berkonsultasi dengan dokter, membuat Muti yakin kanker payudara dapat disembuhkan, meski ada saat di mana perasaannya tidak stabil.

“Kita harus jadi pasien yang pintar, harus kritis, jadi kita bisa mendapat informasi yang benar sehingga bisa mengurangi kekhawatiran dan bisa mempercepat seseorang masuk pada tahap acceptance (menerima keadaan),” pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya