Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Mitigasi Partisipatif Kurangi Kebakaran Hutan dan Lahan

Ferdian Ananda Majni
23/10/2020 20:20
Mitigasi Partisipatif Kurangi Kebakaran Hutan dan Lahan
.(MI/Rudi Kurniawansyah)

DALAM rangka mengurangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Direktorat Mitigasi Bencana BNPB menggandeng pemerintah daerah dan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Salah satu caranya dengan inovasi pengelolaan lahan gambut yang dikenal sebagai mitigasi partisipatif karhutla.

Hal itu seperti yang berjalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjabtim dari sebelas kecamatan yang tidak berpotensi karhutla hanya Kecamatan Kuala Jambi.

Sebanyak 10 kecamatan lain merupakan daerah berpotensi terjadi karhutla yaitu Muara Sabak Barat, Muara Sabak Timur, Dendang, Rantau Rasau, Berbak, Mendahara Ulu, Geragai, Nipah Panjang, Sadu, dan Mendahara. Melihat kondisi tersebut, BNPB menilai perlu edukasi pencegahan karhutla yang dikemas melalui kegiatan Sekolah Lapang Mitigasi Karhutla.

Kegiatan itu digelar di Desa Lagan Ulu Tanjabtim sejak 20 hingga 22 Oktober 2020. Pesertanya sebanyak 22 orang yang berasal dari lima kelompok tani yang berada di Kabupaten Tanjabtim dan BPBD Provinsi Jambi serta BPBD Kabupaten Tanjabtim.

Salah satu metode pengajaran yang digunakan kali ini yaitu demplot. Demplot atau Demonstration Plot merupakan suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani dengan cara membuat lahan gambut percontohan.

Direktur Mitigasi Bencana BNPB Johny Sumbung menyampaikan kegiatan itu bermanfaat dan sukses dilakukan oleh masyarakat Tanjabtim sehingga dapat dijadikan contoh bagi masyarakat di daerah lain.

“BNPB berharap program ini berhasil dilakukan oleh teman-teman dari komunitas tani di Tanjung Jabung Timur, sehingga menjadi pilot project bagi petani di daerah lain. Selain itu kegiatan ini dapat membuat para petani menjadi aman karena pupuk dan vitamin yang dibuat menggunakan bahan-bahan dari alam bukan bahan kimia,” jelas Johny. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya