Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Masyarakat jadi Kunci Pencegahan Penyebaran Penyakit Vektor

Atalya Puspa
23/10/2020 08:55
Masyarakat jadi Kunci Pencegahan Penyebaran Penyakit Vektor
nyamuk(Ilustrasi MI)

PEMERINTAH telah berkomitmen melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor, antara lain Indonesia eliminasi malaria tahun 2030, eliminasi filariasis tahun 2030 dan reduksi DBD dengan Isidence Rate (IR) kurang dari 49/1000 penduduk.

DBD, Chikungunya dan Japanese Encephalitis tersebut dapat menimbulkan KLB terutama musim penghujan sedangkan Zika ditetapkan WHO sebagai PHEIC.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit arbovirosis di Indonesia di antaranya urbanisasi yang tak terkontrol seiring meningkatnya kepadatan penduduk, tingkat mobilitas yang tinggi antar daerah, perilaku masyarakat (membuang sampah sembarangan, kesadaran melakukan PSN masih rendah), dan perubahan iklim.

“Pengendalian vektor merupakan upaya preventif yang paling efektif dalam pencegahan penyakit tersebut, lebih efektif dan hasil maksimal jika melibatkan peran serta masyarakat,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Didik Budijanto dalam keterangan resmi, Selasa (23/10).

Ia menyampaikan upaya pengendalian nyamuk bisa mulai dari diri kita dan keluarga dengan menjaga lingkungan yang bebas dari jentik nyamuk sampai nyamuk dewasa mulai dengan gerakan 1 rumah 1 jumantik, PSN 3M Plus dan Kantor Bebas Nyamuk (KBN) menjadi keharusan dan bagian dari kehidupan sehari-hari untuk menjaga kebersihan lingkungan kita.

Baca juga: Sembilan Bulan, DBD Pekanbaru Capai 464 Kasus

Pengendalian nyamuk sebagai salah satu vektor penyakit, secara teoritis ada 2 hal besar yang harus dilakukan yakni melakukan rekayasa lingkungan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan pada saat yang sama melakukan penyadaran terhadap perilaku hidup sehat baik sifatnya umum maupun spesifik di lingkungan masyarakat tersebut berada atau tinggal.

Pemerintah juga melakukan pencanangan Kantor Bebas Nyamuk (KBN) yang dimaksudkan untuk benar-benar bisa mewujudkan semua perkantoran bebas nyamuk dengan tujuan menghindari penularan penyakit serta meningkatkan produktivitas kerja.

KBN menjadi cikal bakal untuk menciptakan kondisi perkantoran atau rumah kedua, bebas nyamuk dan bebas penularan penyakit.

“Kita tahu bahwa banyak penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, kemudian kantor ini relatif menjadi rumah kedua kita, oleh karenanya kita harus menghilangkan faktor-faktor penularan penyakit akibat nyamuk yang dapat menularkan penyakit dikantor,” terang Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto.

Kantor harus benar benar bebas dari nyamuk agar kita bisa bekerja dengan baik dan tidak tertular penyakit-penyakit yang disebabkan melalui nyamuk.

Yuri menjelaskan sebenarnya KBN bertujuan untuk orang yang berkantor disana bisa mengubah mindset untuk mengendalikan nyamuk, kalau ini bisa dicapai maka nanti saat sampai rumah cara berpikir itu bisa diimplementasikan supaya rumah sendiri juga bebas nyamuk, sekaligus bisa mendidik secara keseluruhan untuk mengendalikan nyamuk.

Pada puncak peringatan Hari Pengendalian Nyamuk ini, target pertama yaitu sosialisasi nyamuk harus dikendalikan sehingga penyakit bisa juga terkendali, target kedua secara fisik membangun budaya lingkungan kerja harus bebas nyamuk yang nanti berikutnya lingkungan sekolah, rumah akan menjadi bebas nyamuk.

“Ini yang paling penting karena bagaimanapun juga perilaku kita yang menyebabkan nyamuk itu banyak atau tidak,” pungkas Yuri.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik