Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
BBERAPA wilayah Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem selama peralihan musim atau pancaroba di tahun ini. Hal tersebut juga telah disampaikan oleh Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu.
Terkait dengan cuaca ekstrem ini, masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang atau puting beliung. Bencana hidrometerologi tersebut masih dominan terjadi dengan dampak yang luar biasa baik dari sisi korban jiwa maupun kerugian material.
Menyikapi prakiraan cuaca ekstrem, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyampaikan arahan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di 27 provinsi.
Dikutip dari siaran pers pada 22 September 2020 lalu, BMKG menyebutkan bahwa selama bulan September-Oktober ini, periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan masih berlangsung di beberapa wilayah Indonesia, dimana kondisi hujan tidak merata dapat terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Kepala BNPB Doni Monardo meminta Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) untuk memonitor dan melakukan koordinasi dengan pusdalops di daerah, baik provinsi dan kabupaten serta kota.
"Berdasarkan peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan cuaca pada 28 September 2020 dengan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang di beberapa wilayah," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya, Senin (28/9).
Baca juga : Jadi Penyintas Covid-19, Ini Pelajaran yang Dipetik Rektor IPB
Wilayah tersebut yakni Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Sedangkan wilayah yang berpotensi hujan dan dapat diikuti kilat atau petir serta angin kencang yaitu Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung dan Jawa Barat.
"Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut dan berlokasi dekat dengan sungai-sungai baik di bagian hulu hingga hilir serta wilayah berpotensi banjir untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," sebutnya.
Selain itu, pemukiman yang berdekatan dengan tebing atau di wilayah perbukitan untuk memantau kondisi lingkungan sekitar. Langkah pencegahan dini dibutuhkan untuk mengantipasi dampak longsor yang dapat dipicu oleh curah hujan tinggi mapun struktur tanah yang labil.
"Di tengah potensi bahaya hidrometeorologi ini, masyarakat juga diharapkan untuk memperhatikan protokol Kesehatan apabila harus melakukan evakuasi. Hal itu dilakukan karena pandemi Covid-19 masih terjadi berbagai wilayah," pungkasnya. (OL-2)
Memasuki siang hari, sebagian besar Jakarta mulai turun hujan kecuali Jakarta Barat yang akan berawan dan Kepulauan Seribu yang akan turun hujan disertai petir.
Untuk wilayah DKI Jakarta, hujan diproyeksikan masih akan terjadi selama satu pekan ke depan.
BMKG memprediksi kondisi cuaca cerah berawan akan terjadi di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Memasuki siang hari, sebagian besar wilayah Jakarta akan berawan kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akan turun hujan ringan.
BMKG kembali mengeluarkan peringatan bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
Masyarakat di beberapa kota besar diingatkan untuk waspada terhadap cuaca ekstrem, termasuk hujan disertai petir dan gelombang tinggi di perairan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved