Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Buya Maarif: Presiden, Batin Saya Menjerit Membaca Kematian Dokter

Indriyani Astuti
13/9/2020 12:23
Buya Maarif: Presiden, Batin Saya Menjerit Membaca Kematian Dokter
Cendekiawan Ahmad Syafii Maarif(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

TOKOH Muhammadiyah, ulama sekaligus cendikiawan Indonesia Ahmad Syafii Maarif prihatin dengan semakin banyaknya dokter yang meninggal akibat covid-19. Melalui akun twitter resmi miliknya @SerambiBuya ia, menuliskan pesan kepada Presiden Joko Widodo.

"Yang mulia Presiden Republik Indonesia @jokowi. Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula," tulis pria yang kerap disapa Buya Maarif, Minggu (13/9).

Buya Maarif juga menyarankan agar Presiden Joko Widodo meminta pada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto serta jajarannya berupaya maksimal menolong nyawa para dokter yang berjuang melawan pandemi covid-19.

"Jika begini terus, bangsa ini bisa oleng karena kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaannya di garis paling depan," tulisnya.

Baca juga: Dokter yang Gugur Akibat Covid-19 Bertambah Jadi 114 Orang

Direktur Eksekutif Maarif Institute Rohim Ghazali membenarkan hal-hal yang disampaikan Buya Maarif dalam twitternya tersebut ketika dikonfirmasi oleh Media Indonesia, Minggu (12/9).

"Silakan dikutip," tutur Rohim.

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi SpOT mengungkapkan sudah 109 dokter yang yang dinyatakan meninggal, sebanyak 49 orang merupakan dokter spesialis, 53 orang merupakan dokter umum dan 7 orang merupakan guru besar. Angka itu didapat setelah diadakan survei di berbagai fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kondisi itu, menurutnya, sangat mengkhawatirkan, mengingat kurva penambahan warga yang terpapar virus korona hingga saat ini terus bertambah. Di sisi lain, dalam kondisi normal (nonpandemi) jumlah dokter di Indonesia jika dibandingkan dengan jumlah warga rasionya sangat kecil.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya