Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Epidemiolog: Kumpul Warga Picu Kemunculan Klaster Keluarga

Atikah Ishmah Winahyu
10/9/2020 14:22
Epidemiolog: Kumpul Warga Picu Kemunculan Klaster Keluarga
Dengan menggunakan kostum virus korona, petugas melakukan sosialisasi di kawasan Sarinah, Jakarta.(MI/Fransisco Carolio)

PENYEBARAN covid-19 dari klaster keluarga semakin meningkat. Munculnya klaster ini menunjukan covid-19 telah masuk ke satuan unit terkecil masyarakat.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama, menilai klaster keluarga terjadi saat ada anggota keluarga terinfeksi covid-19 dari luar rumah. Kemudian, menularkan ke anggota keluarga lain.

Salah satu penyebab peningkatan klaster keluarga ialah tidak adanya pembatasan mobilitas penduduk. Lalu, banyak orang melakukan mobilitas di dalam dan luar daerah. Sehingga, meningkatkan risiko penularan covid-19.

Baca juga: Perkantoran di Zona Merah Wajib Kurangi Kapasitas Meski tidak PSBB

"Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) juga semakin banyak dan tidak diketahui jumlahnya. Mereka yang melakukan mobilitas tidak melakukan isolasi mandiri 14 hari, selain jika diwajibkan," jelas Bayu dalam keterangan resmi, Kamis (10/9).

Saat ini, masih banyak masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seperti, memakai masker, jaga jarak dan menjaga kebersihan. Kondisi ini diperburuk dengan minimnya pembatasan kegiatan di tingkat RT/RW.

Bayu berpendapat aktivitas warga yang tidak dibatasi, menjadikan klaster keluarga semakin masif. Kegiatan kumpul warga seperti arisan, mengunjungi rumah tetangga, hingga rapat warga.

Baca juga: 9,2% Kasus Covid-19 Anak-Anak, Wagub DKI: Orang Tua Lebih Waspada

Ada pula orang tua yang membiarkan anak-anak bermain di lingkungan perumahan, tanpa pengawasan dan kurang memperhatikan protokol kesehatan. Tidak sedikit yang berlibur atau jalan-jalan. Padahal, ini berpotensi membawa virus ketika kembali ke rumah.

"Beraktivitas tidak memperhatikan protokol kesehatan akan meningkatkan risiko penyebaran covid-19. Sebaliknya, kalau warga rajin mengunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, bisa menurunkan risiko penularan," papar Bayu.

Dia kembali menekankan urgensi penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Kedisiplinan diyakini dapat memutus mata rantai penyebaran covid-19.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya