Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PANDEMI covid-19 yang telah berlangsung sekitar enam bulan di Indonesia menimbulkan dampak negatif bagi berbagai sektor, terutama kesehatan dan gizi masyarakat.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Pungkas Bahjuri Ali mengatakan, pandemi covid-19 berpotensi meningkatkan angka stunting dan mengancam target pemerintah menurunkan angka stunting hingga 14 persen dari total angka kelahiran anak pada 2024.
“Kalau dibilang mengancam, pasti akan mengancam (target pemerintah),” kata Pungkas dalam webinar, Senin (7/9).
Namun, saat ditanya lebih lanjut terkait status stunting sepanjang 2020, Pungkas mengaku belum memiliki data terbaru, sebab survei nasional terkait stunting rencananya baru akan dilakukan dalam bulan ini.
“Angka stunting yang melalui survei nasional baru akan dilakukan di bulan-bulan ini oleh Litbang, jadi kita belum tahu status stunting di 2020,” imbuhnya.
Pungkas menjelaskan, terdapat beberapa indikator yang menunjukkan adanya potensi peningkatan stunting selama covid-19. Berdasarkan hasil survei Balitbangkes Kemenkes pada 4.798 puskesmas, diketahui terdapat penurunan pada kegiatan posyandu, sebanyak 43,51 persen posyandu menghentikan kegiatannya selama pandemi, 37,23 persen mengalami penurunan kegiatan, dan 18,70 persen posyandu melakukan kegiatan seperti kondisi normal. Kemudian, sebanyak 30,58 persen ibu hamil diketahui tidak melakukan kunjungan ke puskesmas, begitu pula bagi 31,01 persen balita stunting/gizi buruk.
Di samping itu, indikator seperti penurunan pendapatan dan pengeluaran/daya beli masyarakat, hingga kebijakan PSBB juga turut berperan dalam mempengaruhi angka stunting. Namun, Pungkas memastikan bahwa masalah gizi tetap menjadi prioritas pemerintah. Pandemi covid-19 tidak boleh mengurangi upaya-upaya pemerintah untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat.
“Yang perlu kita lakukan sekarang adalah bagaimana dalam kondisi seperti ini kita harus bermanuver melakukan inovasi-inovasi dan harus tetap mengupayakan untuk pencapaian target penurunan stunting ke depan,” tuturnya.
Baca juga : Masyarakat Diminta Waspada Klaster Kantor dan Keluarga
Menurut Pungkas, beberapa inovasi yang dapat dilakukan sebagai upaya percepatan penurunan stunting di masa pandemi antara lain, memanfaatkan teknogi digital baik untuk pencatatan, pelaporan, hingga pelayanan kesehatan, refocusing dan realokasi anggaran untuk intervensi gizi sensitif, penajaman fokus kegiatan, perluasan target penerima manfaat termasuk perluasan cakupan penerima bansos dalam bentuk bahan pangan, serta penyesuaian target 2020-2021. Dia pun berharap, berbagai pihak termasuk organisasi masyarakat bisa ikut membantu pemerintah dalam meraih target pengurangan prevalensi stunting.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Nutrition International Indonesia Sri Kusyuniati meminta para pemangku kepentingan untuk bertindak melindungi status gizi kelompok rentan di Indonesia dengan menerapkan enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat. Pertama, integrasi program untuk menjaga gizi seimbang dalam strategi pencegahan dan pemulihan covid-19. Mengamankan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan.
Ketiga, penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi, dan balita serta ibu penderita covid-19. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata laksana gizi kurang. Kelima, penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro. Serta pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan melalui kolaborasi lintas sektor.
“Intervensi gizi tidak dapat ditunda karena yang namanya gizi adalah justru modal utama untuk melawan virus yang sedang melanda negara kita. Gangguan kekurangan gizi pada balita akan mengakibatkan dampak yang tidak dapat diperbaiki. Program gizi harus bisa beradaptasi dengan aman dan berkelanjutan,” paparnya. (OL-2)
hasil kajian Kemendukbangga/BKKBN menyebutkan diperlukan penguatan implementasi 10 langkah menyusui sukses
PEMERINTAH Provinsi Sulawesi Selatan terus memperkuat komitmennya dalam menanggulangi stunting dan malnutrisi.
Pemberian bingkisan secara simbolis diserahkan langsung Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono yang digelar di Puskesmas Pembantu Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Selasa (15/7).
Prevalensi stunting secara nasional memang sudah turun. Kini berada di angka 19,8%. Tapi kuncinya ada di Jawa Barat, karena populasinya terbesar.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Kota Tangerang, Banten.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved