Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
TUGAS polisi merupakan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Prinsip tersebutlah yang selalu dipegang teguh Iwan Sudarmono, seorang anggota kepolisian Kota Pasuruan Jawa Timur.
Selain sebagai anggota polisi, ternyata Iwan juga sudah hampir enam tahun menjalankan profesi sebagai 'pengusaha' daur ulang sampah plastik. Memilih daur ulang sampah sebagai usaha bukanlah tanpa sebab.
Ide tersebut muncul semasa Iwan ditugaskan sebagai Bhabinkamtibmas di beberapa daerah kawasan Pasuruan, Jawa Timur. "Saya, kan, pernah jadi Bhabinkamtibmas, sering keliling ke beberapa desa di Pasuruan. Yang sering saya temukan ialah sampah plastik. Dari darat hingga sungai-sungai yang akhirnya menyebabkan tersumbatnya aliran air serta pendangkalan. Dari situlah, akhirnya saya kepikiran untuk membuat tempat penampungan sampah yang juga bisa bernilai ekonomis," tutur Iwan beberapa waktu lalu.
Selain itu, sampah jenis plastik juga dipilih karena mudah disortir dan dibersihkan. Faktor pendidikan masyarakat di lokasi tempat usahanya yang mayoritas hanya lulusan sekolah menengah pertama pun menjadi salah satu pertimbangan Iwan dalam mendirikan usaha tersebut.
"Boleh dicek mas, pekerja saya mayoritas ini pendidikannya rendah. Bahkan, ada yang tidak bisa baca tulis. Nah, kalau begitu, mereka akan kerja apa? Ya, lebih baik kerja di sini," tuturnya lagi.
Kini, usaha yang awalnya dibuat sebagai tempat membantu warga untuk mendapatkan penghasilan dari sampah plastik tersebut ternyata telah berkembang pesat. Dalam satu bulan, puluhan ton sampah plastik dikirim ke berbagai industri daur ulang di beberapa wilayah.
"Alhamdulillah, siapa yang menyangka usaha ini akan berkembang. Ini berkat mereka yang bekerja keras. Hingga sekarang, seluruh pekerja di sini pun ialah kaum marginal dari ibu-ibu, janda, hingga kaum lansia yang masih membutuhkan pekerjaan," ungkap Iwan.
Cerita lengkap tentang Iwan Sudarmono dapat dilihat program Melihat Indonesia pada Minggu, 30 Agustus 2020 pukul 10.30 WIB di Metro TV. (RO/H-1)
Merek wellness asal Bali, Utama Spice, menggandeng Seven Clean Seas, organisasi yang berfokus pada pengangkatan sampah plastik dari lingkungan.
Penelitian terbaru memicu kekhawatiran global setelah ilmuwan menemukan sekitar 27 juta ton nanoplastik mengambang dan tersuspensi di Samudra Atlantik Utara.
UPAYA membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan kian mendesak di tengah meningkatnya tekanan terhadap industri pengguna plastik.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved