Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mentan Ajak Masyarakat Bertani di Halaman Rumah

M Iqbal Al Machmudi
19/8/2020 10:46
Mentan Ajak Masyarakat Bertani di Halaman Rumah
Abdul Rahman, 60, merawat tanamannya di kebun yang berada di atas balkon rumahnya di kawasan Cipete, Kebayoran Baru.( MI/ADI MAULANA IBRAHIM)

MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak masyarakat untuk memanfaatkan ruang di sekitar rumah untuk bertani atau bercocok tanam yang hasilnya bisa langsung dimanfaatkan untuk konsumsi rumah tangga.

"Pertanian ada di depan kita. Cukup dengan buka pintu dan jendela, ada air dan matahari pasti bertani bisa dilakukan di manapun. Bertani 20 hari bisa panen atau 1 bulan bisa panen atau 2-3 bulan bisa panen berturut-turut," kata SYL saat Acara Pencanangan Gerakan Diversifikasi Pangan serentak secara nasional di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Rabu (19/8).

Menurutnya, apabila produktivitas yang lain terdampak dari wabah covid-19 maka akan kembali ke rumah, desa, atau kampung masing-masing. Karena lapangan kerja yang tetap luas dan tetap terbuka adalah pertanian.

"Oleh karena itu pertanian merupakan solusi juga bagi mereka yang kehilangan pekerjaan. Mereka bisa bertani di rumah masing-masing," ujar SYL.

Baca juga: Bonus Demografi karena Program KB Berkesinambungan

Terdapat banyak tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah seperti tomat, cabai, atau mengandalkan tanaman hidroponik seperti timun, sawi hijau, brokoli, selada, buncis, atau terong. Tanaman tersebut bisa langsung dikonsumsi sebagai olahan makanan rumahan.

Selain itu, pertanian pasti menunjang kehidupan masyarakat di penjuru dunia dan masalah pertanian adalah solusi semua tantangan-tantangan kehidupan dalam kondisi apa saja termasuk menghadapi covid-19.

"Presiden Joko Widodo mengatakan di saat situasi yang memprihatinkan karena adanya covid-19, mungkin wabahnya akan diatasi dalam beberapa bulan ke depan tetapi dampak ekonomi yang ada secara global akan dirasakan tekanannya di sekitar kita," ungkap SYL.

"Oleh karena itu, solusinya adalah pertanian. Salah satu solusi yang pasti karena tidak ada orang di dunia yang tidak butuh makan dan semua pasti membutuhkan pangan," sambungnya.

Oleh karena itu juga akses tani dan komoditas pertanian untuk tetap menjadi penyangga ekonomi dan bagian peluang dari semua orang untuk bertani. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya