Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
DIREKTUR Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan memonopoli atau nasionalisme vaksin tidak akan membantu pemulihan kerusakan global akibat pandemi covid-19. Pasalnya, pandemi dialami hampir semua negara dan memiliki ketergantungan satu sama lain.
“Nasionalisme vaksin tidak baik, itu tidak akan membantu kita,” kata Tedros dalam diskusi panel daring dengan anggota Forum Keamanan Aspen di Amerika Serikat, kemarin.
Tedros mengkritik persaingan sejumlah negara untuk menciptakan vaksin efektif dan memesan sebanyak mungkin dosisnya terlebih dahulu. Perlombaan internasional seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya dan justru mengkhawatirkan.
Menurutnya, pemulihan ekonomi di seluruh dunia bisa berlangsung lebih cepat jika vaksin covid-19 tersedia untuk semua orang sebagai barang publik. Hal itu akan membantu semua negara termasuk negara miskin untuk sama-sama bangkit.
“Berbagi vaksin atau berbagi alat lain sebenarnya membantu dunia untuk pulih bersama,” ungkap Tedros.
Dia menambahkan bahwa virus korona adalah darurat kesehatan terbesar sejak awal abad ke-20. Solidaritas global merupakan upaya yang penting untuk mengakhiri pandemi ini. “Kita harus memanfaatkan momen ini untuk bersatu dalam mengendalikan covid-19. Tidak ada negara
yang aman sampai kita semua aman,” tegasnya.
Saat ini, sejumlah negara kaya seperti AS, Inggris, dan Jepang telah melakukan investasi besar-besaran dalam pengembangan vaksin. AS bahkan telah memesan dosis yang banyak untuk warganya.
Berbeda dengan Tiongkok yang melakukan diplomasi halus dengan berencana menyediakan vaksin kepada publik global. Itu akan memperkuat posisi mereka di dunia internasional dengan membantu negara-negara miskin.
Sementara itu, Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan, saat ditanya soal calon vaksin Rusia, mengatakan kepada panel bahwa apa yang diperlukan sekarang ialah memastikan vaksin apa pun aman dan efektif.
“Otoritas harus mampu membuktikan keampuhan vaksin melalui uji klinis tradisional,” ujarnya, merujuk pada paparan virus yang disengaja terhadap relawan yang divaksinasi untuk melihat apakah vaksin bereaksi. (Van/AFP/X-11)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved