Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Masuki Puncak Kemarau, Ini Wilayah yang Diminta BMKG Waspada

Ihfa Firdausya
02/8/2020 16:52
 Masuki Puncak Kemarau, Ini Wilayah yang Diminta BMKG Waspada
Sejumlah perempuan mengambil air di sungai yang airnya mulai menyusut di Desa Kelawis, Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa, NTB.(ANTARA/AHMAD SUBAIDI)

PUNCAK musim kemarau diprediksi terjadi dalam waktu dekat. Dalam keterangan resminya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut sebagian besar wilayah selatan Indonesia memasuki periode puncak kemarau pada bulan Agustus ini.

Menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal, beberapa daerah perlu diwaspadai karena mengalami deret Hari Tidak Hujan (HTH) lebih dari 60 hari.

"Daerah yang perlu diwaspadai karena telah mengalami HTH lebih dari 60 hari antara lain Kota Kupang, Kab. Belu, Kab. Timor Tengah Selatan (NTT) dan Kab. Dompu (NTB)," ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (2/7).

Menurut Herizal, dari pantauan BMKG tentang musim kemarau yang dimutakhirkan tiap 10 harian (dasarian), beberapa kabupaten/kota di NTT, NTB, Bali, Jatim, Jateng dan sebagian Jabar telah mengalami deret HTH berturut-turut, bervariasi antara 21-30 hari, 31-60 hari, dan lebih dari 60 hari.

"Untuk daerah yang telah mengalami HTH lebih dari 60 hari dan diprediksi sampai 2 dasarian (20 hari) ke depan, kecil kemungkinannya untuk mendapatkan curah hujan signifikan, kita keluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis (PDKM) kategori awas," jelasnya.

Baca jugaKementan Gerak Cepat Antisipasi Wilayah Banjir Saat Musim Kemarau

Sementara dengan pendekatan yang sama, daerah yang sekarang sudah mengalami HTH antara 31-60 hari diberikan PDKM kategori siaga dan yang paling bawah kategori waspada.

"Dalam beberapa waktu ke depan karena kita sedang menghadapi puncak musim kemarau, maka kabupaten/kota yang akan mendapatkan PDKM akan bertambah," katanya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya