Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Antisipasi Krisis, Kelola Sumber Air dengan Konsep Ekohidrologi

Atikah Ishmah Winahyu
23/7/2020 18:35
Antisipasi Krisis, Kelola Sumber Air dengan Konsep Ekohidrologi
Anggota Polsek Cineam, Polres Tasikmalaya Kota mendistribusikan air bersih bagi warga di Sukahurip, Cineam, Tasikmalaya,Minggu (14/6).(MI/ADI KRISTIADI)

Direktur Eksekutif APCE-UNESCO Ignasius Dwi Atmana Sutapa mengungkapkan, indeks ketahanan air Indonesia berada pada posisi rentan apabila tidak dilakukan upaya-upaya perbaikan yang signifikan.

Hal ini tampak dari peta indeks ketahanan air di Indonesia milik Kementerian PUPR yang menunjukkan bahwa kondisi ketahanan air di sebagian besar wilayan Indonesia bernilai sedang dan buruk.

Baca juga: Risiko Perkantoran Menjadi Klaster Baru Tinggi

“Air memberikan kontribusi di dalam dimensi pembangunan nasional yang sangat bervariasi di berbagai sektor seperti perikanan, pertanian, bahkan energi. Itu hampir semua terkait dengan sumber daya air, sehingga mau tidak mau air harus menjadi pilar di dalam pembangunan nasional,” kata Ignasius dalam webinar Water-Food-Energy Security Towards SDGs in New Normal Era, Kamis (23/7).

Ignasius menuturkan, di dalam target pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) setidaknya terdapat tiga tujuan yang berkaitan dengan sumber air, yakni pada nomor 6 akses air bersih dan sanitasi, nomor 13 penanganan perubahan iklim, dan nomor 15 menjaga ekosistem darat. Menurutnya, untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah isu yang perlu diperhatikan pemerintah dan masyarakat terkait sumberdaya air.

Pertama, menjaga keseimbangan antara ketersediaaan air dan jumlah permintaan (demand). Penyediaan infrastruktur air yang memadai dan sumber daya air alternatif di daerah tertentu. Ketersediaan data, teknologi, dan penelitian sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya air. Mengantisipasi risiko kekurangan air, banjir, dan kekeringan..

Kemudian membangun sinergi antar lintas sektor seperti pertanian, kehutanan, kesehatan, energi, dan industri untuk bersama-sama mencapai target yang diinginkan. Pengelolaan sumber daya air terpadu dan pengendalian banjir. Serta melakukan konservasi air berdasarkan inovasi, partisipasi masyarakat, dan kearifan lokal.

“Pendekatan pengelola sumber daya air tidak bisa terpisah-pisah, sehingga konsep ekohidrologi itu semakin dibutuhkan karena dia mengintegrasikan antara hidrologi, ekologi, ekoteknologi dan budaya. Ini harus diintegrasikan, semua komponen harus menjadi perhatian kita bersama,” tandasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya