Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) lewat Scientific Brief (rangkuman ilmiah) yang diperbarui, Kamis (9/7), memaparkan beberapa kemungkinan covid-19 menular lewat udara.
Menanggapi hal itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengungkapkan, meskipun penelitiannya masih terus diperbarui, namun masyarakat harus tetap waspada. Amin menyebut, virus yang berada di udara dapat bertahan selama 8 jam.
"Airbone di udara sampai 8 jam. Cukup lama. Dan akan lebih jauh menjangkaunya. Kalau droplet (cipratan) kan jatuh sejauh 2 meter," kata Amin di Jakarta, Sabtu (11/7).
Baca juga: Flu Babi G4 belum Ditemukan di Indonesia
Amin memaparkan, penularan lewat udara dimulai dari droplet yang kemudian menguap dan menjadi partikel sangat kecil. Hal itu kemudian memungkinkan penularan jarak jauh.
"Misalnya di kendaraan umum, di gerbong kereta. Orang bersin di ujung gerbong, yang ujung satu lagi bisa kena juga," ucapnya.
Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya penggunaan masker dan rajin mencuci tangan untuk menghalau virus masuk ke dalam tubuh.
Pada kesempatan yang sama, Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengungkapkan, selain tertib menggunakan masker, masyarakat juga diimbau untuk menghindari ruangan tertutup untuk mencegah penularan.
"Sirkulasi ruangan harus dijaga. Kalau harus ada di satu ruangan, pakai masker. Kalau di indoor buka saja udaranya, yang penting ventilasi. Prinsip sirkulasinya harus baik agar udara yang ada dalam ruangan jangan di situ-situ saja. Makanya , dalam hal ini juga semua harus memperbaiki seluruh sistem ventilasi yang tertutup," tandasnya. (H-3)
"Kita tidak boleh menganggap ini metode pencegahan. Itu anggapan yang keliru. Karena kalau masih sehat gak perlu dikasih apa-apa."
Vaksin itu dikembangkan BUMN PT Bio Farma yang bekerjasama dengan perusahaan asal Tiongkok.
Indonesia akan menciptakan vaksin covid-19 secara mandiri. Secara virologi covid-19 yang ada di Indonesia merupakan keturunan dari Wuhan namun ada perbedaan yang spesifik
Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dibentuk sebagai respons penanggulangan virus corona yang penularannya sangat cepat dan luas.
Mesin ini dapat membantu Indonesia mencapai target tes WHO yaitu 1% per populasi penduduk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved