Eijkman: Terapi Plasma Konvalesen Bukan untuk Pencegahan Covid-19

Atalya Puspa
26/6/2020 16:21
Eijkman: Terapi Plasma Konvalesen Bukan untuk Pencegahan Covid-19
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Subandriyo(MI/Andry Widyanto)

KEPALA Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menegaskan bahwa terapi plasma konvalesen bukan merupakan metode pencegahan terhadap covid-19 melainkan merupakan salah satu alternatif pengobatan bagi pasien yang menderita covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.

"Kita tidak boleh menganggap ini metode pencegahan. Itu anggapan yang keliru. Karena kalau masih sehat gak perlu dikasih apa-apa," kata Amin di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (26/6).

Amin menjelaskan, terapi plasma konvalesen dapat dikatakan sebagai imunisasi pasif. Artinya, antibodi yang sudah terbentuk dari pasien yang pernah terinfeksi diberikan kepada pasien positif untuk pengobatan. 

Berbeda dengan vaksin yang merupakan imunisasi aktif, dimana imunisasi diberikan kepada seseorang untuk merangsang pembentukan antibodi di dalam tubuh sehingga kebal terhadap virus tertentu.

"Karena plasma ini bisa imobilisasi virus, maka diharapkan lingkaran infeksi akan terputuskan sehingga pasien bisa terhindar dari serangan virus, memperbaiki jaringan, dan memperbaiki sistem imun," bebernya.

Baca juga: LIPI Kembangkan Metode RT-Lamp untuk Tes Covid-19

Kepala Tim Medis Covid-19 Erlina Burhan menambahkan, saat ini sendiri terapi plasma konvalesen di Indonesia berada di tahap uji klinis. Namun begitu, efektivitas terapi ini masih belum dapat diumumkan karena masih sedikit pasien yang mendapatkannya.

"Sayangnya pasiennya masih sedikit. Memang uji klinis di berbagai negara hasilnya lumayan bagus, efektif namun pasien masih sedikit. Kita belum bisa mengambil kesimpulan firm untuk menggunakan ini sebagai pengobatan rutin," ujarnya.

Erlina mengingatkan, meskipun kini berbagai pihak tengah melakukan berbagai uji coba untuk pengobatan dan pencegahan covid-19, yang terpenting saat ini ialah melakukan langkah pencegahan.

"Langkah terpenting ialah pencegahan. Jangan sampai sakit. Ini belum ada obatnya, yang penting dicegah jangan sampai sakit. Pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan," tandasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya