Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menristek Setujui 139 Riset Covid-19 Tahap II Senilai Rp27,3 M

Atikah Ishmah Winahyu
10/7/2020 13:55
Menristek Setujui 139 Riset Covid-19 Tahap II Senilai Rp27,3 M
Menristek Bambang Brodjonegoro dan Menko PMK Muhadjir Effendy.(MI)

KEMENTERIAN Riset dan Teknologi menyetujui 139 proposal riset dan inovasi terkait covid-19 dengan total anggaran Rp27, 3 miliar. Anggaran riset ini berasal dari dana abadi penelitian oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Pada tahap kedua ini, terdapat 139 proposal dari 55 lembaga yang akan mendapat pendanaan," ujar Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers Penetapan Proposal Penerima Dukungan Pendanaan Tahap II, Jumat (10/7).

Menurutnya, pendanaan proposal tahap kedua ini telah melalui proses seleksi yang mendalam sehingga dapat dipastikan bahwa proposal-proposal yang diterima adalah kelanjutan atau pelengkap, bukan replikasi dari proposal yang didanai pada tahap pertama.

“Yang kita harapkan dengan kegiatan riset dan inovasi terkait covid-19 ini adalah sesuatu yang konkret,” kata Bambang.

Bambang menyampaikan, dana riset ini berasal dari kelolaan dana abadi penelitian oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Itu sekaligus menunjukkan bahwa kolaborasi dan sinergi sangat dibutuhkan dalam pengembangan riset dan inovasi antara peneliti, pemerintah, dan dunia industri.

"Sinergi ini mampu memperkecil jarak antara dunia penelitian dan industri sehingga dapat dihasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat dalam kurun waktu yang sangat singkat," pungkasnya,

Untuk memudahkan hilirisasi produk covid-19 dari peneliti, Kemenristek/BRIN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kementerian BUMN, hingga Kementerian Perindustrian.

Pada Tahap I, Kemenristek menyetujui 134 proposal penelitian dibiayai dengan anggaran Rp60 miliar.  Proposal penelitian tersebut terdiri dari skrining dan diagnosis; pencegahan, alat kesehatan dan pendukung, riset sosial humaniora dan kesehatan publik; model multi center; obat-obatan dan terapi.

Sebagian besar riset sudah dalam bentuk prototipe, bahkan memasuki tahapan industri contohnya seperti alat rapid test RI-GHA Covid-19 atau Rapid Diagnostic Test IgG/IgM yang dihasilkan dalam waktu 3 bulan saja. RI-GHA Covid-19 merupakan alat rapid test yang dikembangkan bersama Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.

Direktur Utama LPDP Rionald Silaban menegaskan pihaknya memiliki komitmen tinggi untuk memacu riset dan inovasi dalam mengatasi pandemi covid-19 di Indonesia.

"Kepada bapak ibu peneliti, saya mengucapkan selamat menjalankan kegiatan risetnya. Ini merupakan kesempatan bukan nanya untuk bapak/ibu tapi juga kita semua untuk berkontribusi dalam percepatan penanganan covid-19 di Indonesia,” tandasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya