Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
TERTUNDANYA pemberian imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan bagi anak di masa pandemi covid-19 mengancam kesehatan anak-anak. Sehingga beresiko menimbulkan wabah penyakit seperti polio, campak, dan rubella yang seharusnya bisa diatasi lewat imunsasi.
"Bahaya yang diterima kalau tidak mendapat imunisasi masih lebih besar dari bahaya yang dihadapi daripada anak dan orang tua berangkat ke fasilitas pelayanan kesehatan saat pandemi covid-19," kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes, dalam diskusi virtual yang diadakan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Selasa (2/6).
Vensya menjabarkan, pada Maret 2020, jumlah anak yang mendapat imunsasi dasar lengkap menurun sebanyak 53.558 anak dibanding Maret tahun lalu. Sementara, pada April 2020, menurun sebanyak 245.661 anak dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Problemnya pada pandemi, orang tua ragu-ragu berangkat ke fasyankes. Demikian juga fasyankes yang ragu-ragu memberikan pelayanan," kata Vensya.
Namun begitu, Vensya juga memastikan banyak daerah yang tetap menjalankan program imunisasi. Adapun, protokol pelaksanaannya diatur dalam Surat Menteri Kesehatan Nomor SR.02.01/Menkes/213/2020 tanggal
26 Maret 2020 tentang Pekan Imunisasi Dunia dan Surat Edaran Dirjen P2P Nomor SR.02.06/4/ 1332 /2020 Pelayanan Imunisasi Pada Anak selama masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.
"Pemerintah mengeluarkan arahan agar semua darana layanaan imuniasi tetap berjalan. Berdasarkan survei sederhana yang kami lakukan, 92% masih bersedia menyediakan layanan imunisasi di daerah," tuturnya.
Jika benar-benar tidak dapat dilakukan, imunisasi bisa ditunda dalam waktu dua minggu. Dalam hal ini, petugas imunisasi harus mendata dan memastikan anak yang terlambat harus diberikan pada pelayanan berikutnya.
Baca juga :328 Pekerja Migran Positif Covid-19 Dirawat di Wisma Atlet
Selain itu, dirinya juga menjamin ketersediaan stok vaksin untuk imunisasi anak.
"Memang saat ini IPV sedang mengalami kekosongan. Namun saat ini sedang dalam proses pengadaan. 2 hingga 3 bulan ke depan diupayakan ada di tengah-tengah kita," kata Vensya.
"Tapi imunisasi polio tetes harus tetap dilanjutkan. Kita banyak mengandalkan yg tetes ini. Apalagi di era saat ini, bagaimana kuta memakai vaksin yang sudah ada untuk sampai ke sasaran," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Catharine Mayung Sambo mendorong agar fasyankes dan orang tua tetap memprioritaskan berjalannya program imunisasi selama pandemi covid-19.
"Kalau memang tertunda, anak-anak disaemrankan melakukan imunisasi kejar. Kalau ada terlambat, terlewat, itu dierencanakan melalui catatan imunisasi yang ada di catatan imunisasi anak," kata Mayung.
"Ketika membaik imunisasi bisa berjalan normal, ini harus dilakukan supaya hak sehat anak bisa terpenuhi," tandasnya. (OL-2)
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Dokter sekaligus pemerhati kesehatan, Reisa Broto Asmoro, dalam diskusi daring bertajuk ASI dan Imunisasi, menyebutkan bahwa ASI dan imunisasi dua hal yang tidak bisa saling menggantikan.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved