Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Rekayasa Ekologi Perlu Dikembangkan untuk Urai Limbah Medis

Ghani Nurcahyadi
31/5/2020 13:35
Rekayasa Ekologi Perlu Dikembangkan untuk Urai Limbah Medis
Ilustrasi limbah medis(Antara/Dedhez Anggara)

PRAKTIK pencegahan dan pengendalian Covid-19 tidak bisa terlepas dari kondisi lingkungan hidup. Semakin baik kualitas lingkungan hidup, aka semakin tinggi pula ketangguhan diri keluarga dan imunitas. 

Ketua Umum Profesional Lingkungan (Profling) Tasdiyanto mengatakan, salah satu yang jadi sorotan ialah peningkatan limbah medis yang berpotensi menularkan penyakit jika tak dikelola dengan baik. Hal itu ditegaskannya dalam web seminar Merajut Solusi Pandemi Berbasis Rekayasa Ekologi, Sabtu (30/5). 

"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri telah mengeluarkan Surat Edaran mengenai pengelolaan limbah infeksius, termasuk limbah dari penanganan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan. Menurut Surat Edaran tentang Pengelolaan Limbah Infeksius (Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) perlu dikelola sebagai limbah B3 sekaligus untuk mengendalikan dan memutus penularan Covid-19," kata Tasdiyanto yang juga Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia itu. 

Tasdiyanto mengungkapkan, sejauh ini, pengelolaan limbah B3 masih merujuk pada teknologi incenerator, yang belum seutuhnya efisien dan ramah lingkungan. Di sisi lain, praktik pencegahan dan pengendalian Covid-19 tidak bisa dilepaskan dari kondisi lingkungan hidup kita.

"Semakin baik kualitas lingkungan hidup di sekitar kita maka semakin tinggi pula ketangguhan diri keluarga dan imunitas kita. Beberapa studi menginformasikan buruknya kualitas udara juga berpengaruh terhadap tingkat imunitas seseorang. Artinya,semakin buruk imunitas seseorang maka semakin rentan terhadap virus di sekitarnya," urainya 

Baca juga : Sistem BLC Catat 39.000 Data Penyelidikan Epidemiologi

Tasdiyanto menambahkan, pendekatan teknologi dan rekayasa ekologi yang tepat, diyakini akan dapat memberikan efek psikologis menghilangkan keresahan dan membangkitkan semangat bekerja kembali seluruh komponen masyarakat dalam memasuki the new normal life.

"Dengan demikian pendapatan dan kesejahteraan masyarakat akan kembali bergerak meningkat. Dalam hal pengembangan teknologi dan rekayasa ekologi karya anak bangsa sendiri juga akan berkontribusi meningkatkan perekonomian nasional." jelasnya.

Profling, lanjut Tasdiyanto telah menemukan empat konsep dan teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi pandemi covid-19. Pertama, Pembersih udara berbasis Ion negatif (anion). Teknologi ini memberikan efek positif pada kesehatan manusia. Anion banyak dijumpai di daerah dekat air terjun, pinggir laut, dan hamparan hijau rumput. 

"Berdasarkan kajian, telah diciptakan alat pemroduksi anion dengan kadar yang terukur dapat meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus mereduksi penyebaran virus dan bakteri," katanya. 

Teknologi kedua ialah Pembersih air berbasis bahan alaml tanah. Penelitian yang telah dilakukan Profling menunjukkan tanah liat tertentu yang banyak terdapat di Indonesia memiliki fungsi “ajaib" yang dapat membersihkan dari polutan dan mikrobiologi air yang tidak bermanfaat. 

Ketiga, pembersih alat pelindung diri menggunakan anion dan ultraviolet. Modifikasi teknologi itu terbukti dapat menghilangkan virus dan bakteri dalam dunia kesehatan. Penelitian yang telah dilakukan kemudian diwujudkan dalam sebuah alat kesehatan yang dapat digunakan di rumah sakit yang menangani pasien covid-19. 

Baca juga : Ini Helm Pemindai Suhu Tubuh yang Dipakai TNI AD

Keempat, Pengolah APD berbahan plastik menjadi bahan bakar minyak. Profesional lingkungan telah mengonstruksi alat Pirolisis yang dapat digunakan untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. 

"Sampah APD berbahan plastik di RS rujukan covid-19 akan dapat diproses secara lebih ramah lingkungan menjadi bahan bakar minyak," ujar Tasdiyanto. 

Meski demikian, rekayasa teknologi perlu dibarengi upaya berkelanjutan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan menurut Tasdiyanto ialah pengelolaan perkotaan secara komperehensif sebagai pusat kegiatan manusia dengan lebih berwawasan lingkungan hidup. 

Selain itu, penerapan green technology tepat guna yang terjangkau masyarakat berbasis kearifan tradisional dalam mereduksi virus dan bakteri pada media air secara berkelanjutan. 

"Penerapan teknologi berbasis anion juga perlu dikembangkan ke dalam ruangan rumah sakit, perhotelan, perkantoran, dan perumahan karena punya kemampuan mereduksi penyebaran Covid-19 dan mempercepat penyembuhan pasien," tuturnya. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya