Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Menjemput Pahala Cukup di Rumah

Insi Nantika Jelita
20/4/2020 05:28
Menjemput Pahala Cukup di Rumah
Klaster Penularan Covid-19 Jamaah Tabligh (JT)(KBRI Kuala Lumpur/Dinas Kesehatan Provinsi/Gugus Tugas Covid-19/NRC)

FORUM kegiatan keagamaan terbukti bisa menjadi medium penularan virus covid-19 sehingga sudah semestinya warga tidak lagi memaksakan diri beribadah di luar rumah atau di tempat-tempat iba dah. Di rumah pun, umat bisa menjemput pahala.

Bukti terkini bahwa kegiatan keagamaan dapat menjadi klaster penyebaran virus mematikan itu yakni sebanyak 24 anggota Jamaah Tabligh Masjid Al Mutta qien, Sunter Agung, Jakarta Utara, dinyatakan positif covid-19.

“Berdasarkan swab test, ada 24 orang yang positif covid-19. Sudah kita evakuasi ke (rumah sakit darurat) Wisma Atlet,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati, kemarin.

Sebelumnya, bersama 247 jemaah lainnya, mereka menjalani rapid test.

Mereka merupakan anggota Jamaah Tabligh yang sementara menumpang di Masjid Al Muttaqien sebelum kembali ke daerah masing-masing setelah mengikuti ijtima dunia di Gowa, Sulawesi Selatan, Maret lalu. Kegiatan itu kemudian dibatalkan, tetapi ribuan jemaah telanjur berkumpul.

Hal yang sama dialami peserta ijtima dunia di Gowa dari sejumlah daerah. Di Banyumas, Jawa Tengah, misalnya, setelah dilakukan rapid test terhadap 192 jemaah, sebanyak 30 orang hasilnya reaktif. Begitu pula dengan 20 peserta itjima dunia asal Purbalingga.

Tak cuma di kalangan umat Islam, kegiatan keagamaan di luar rumah juga berisiko menularkan covid-19. Pada awal bulan ini, umpamanya, sebanyak 226 jemaat Gereja Bethel Bandung positif dalam rapid test.

Menteri Agama Fachrul Razi dua pekan lalu telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020 terkait dengan panduan ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1441 H. Salah satu poinnya yakni salat Tarawih agar dilakukan bersama keluarga inti di rumah masing-masing.

Riyadah

Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis meminta umat Islam betul-betul mematuhi fatwa MUI dan ketentuan pemerintah. Apa lagi, saat ini di sejumlah wilayah sudah diberlakukan pembatasan sosial berskala besar.

Dia meminta umat muslim menyikapi musibah covid-19 ini sebagai latihan atau riyadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang tidak biasa.

“Jika tadinya biasa kita ke masjid, namun berganti ibadah di rumah. Dari biasa kita keluar rumah, sekarang menjadikan rumah sebagai basis ketahanan kehidupan kita, menjadi baiti jannati atau ‘rumah kita adalah surga kita’,” ujarnya.

“Jadi kita beribadah di rumah guna menghindari wabah. Dengan adanya wabah ini, salat wajib Jumat boleh diganti salat zuhur di rumah. Apalagi salat berjemaah Tarawih Ramadan nanti yang salat sunah boleh kita ganti dengan salat Tarawihnya juga di rumah,” imbuh KH Cholil.

Cendekiawan muslim Komaruddin Hidayat mengingatkan, dalam Alquran dan Hadis disebutkan bahwa umat Islam dilarang mendekati bahaya, meski tujuannya beribadah.

Karena itu, anjuran agar umat beribadah di rumah sangat tepat di tengah ancaman bahaya virus korona.

“Jadi bukan melarang ibadah. Di rumah salat sunah dengan keluarga itu juga tidak kalah pahalanya. Tarawih berjemaah di rumah itu juga pahalanya tidak kalah, konsolidasi keluarga, pembinaan, mengakrabkan keluarga itu kan mulia sekali,” tutur Komaruddin.

Sementara itu, kemarin ada penambahan 327 kasus positif covid-19 sehingga menjadi 6.575. Adapun pasien yang sembuh bertambah 55 menjadi 686 dan yang meninggal bertambah 47 menjadi 582 orang. (Tim/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya