Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
TIM Medis Covid-19 menekankan masyarakat sebagai garda terdepan untuk memutus rantai penyebaran virus korona (covid-19).
Untuk menahan laju penularan covid-19, masyarakat harus melakukan sejumlah cara. Di antaranya, sering mencuci tangan dan hindari pertemuan langsung dengan banyak orang.
"Penularan virus ini kan ada dua, langsung dan tidak langsung. Langsung berasal dari droplet, dan tidak langsung dari benda. Virusnya akan mati kalau kita cuci tangan dengan sabun, karena virus ini dilapisi oleh lemak," jelas anggota Tim Medis Covid-19, Erlina Burhan, melalui telekonfrensi di Graha BNPB, Senin (30/3).
Baca juga: Jangan Abaikan Tiga Sumber Penularan Covid-19
Cuci tangan, lanjut dia, harus dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas dengan tata cara yang benar. Selain itu, Erlina mengingatkan pentingnya menjaga jarak saat berinteraksi dengan sesama. Dia pun mengimbau masyarakat untuk menghindari pertemuan langsung yang melibatkan banyak orang, agar tidak terjadi penularan dalam jumlah besar.
"Cuci tangan agar tidak terkontaminasi virus, jangan menyentuh wajah dan gunakan masker bagi yang sakit," tegas Erlina.
"Memutus rantai penularan adalah hal yang sangat penting karena ini harus dilakukan. Memutus rantai penularan adalah wajib dilakukan, jika kita ingin lepas dari masalah covid-19," pungkasnya.(OL-11)
Campak lebih menular empat hingga lima kali lipat dibanding covid-19. Karenanya, cakupan imunisasi harus amat tinggi supada ada herd imunity.
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved