Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Nicky Claraentia Pratiwi Solidaritas tanpa Batas

(BUS/M-4)
15/2/2020 06:40
Nicky Claraentia Pratiwi Solidaritas tanpa Batas
(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI)

KETERBATASAN fisik sama sekali tidak menjadi halangan bagi Nicky Claraentia Pratiwi untuk terus berprestasi dan tetap membantu sesama. Perempuan yang akrab disapa Nicky ini kerap membantu para penyandang disabilitas untuk mampu hidup mandiri.

Nicky merupakan penyandang tunadaksa. Saat usianya menginjak satu tahun, ia harus merelakan kaki kirinya diamputasi. Kadang rundungan dan ejekan harus ia dapatkan karena memiliki kaki yang berbeda dari anak pada umumnya.

"Masa-masa yang cukup berat adalah ketika aku mengenal dunia sekolah, tapi yang membuat aku bersyukur adalah support system dari keluarga dan sahabat-sahabat aku. Ketika aku nangis pulang ke rumah, mereka bilang ayo jalan keluar tetap harus tunjukkan bahwa kamu itu bisa," terang Nicky.

Perempuan yang hobi traveling ini sempat bekerja di sebuah perusahaan multinasional. Ia sempat bergabung di Thisable Enterprise, sebuah wadah usaha yang dirintis Angkie Yudistia, penyandang tunarungu yang kini menjadi staf khusus kepresidenan. Perempuan berusia 30 tahun itu juga sempat menjadi Co Founder di Tenoon.id, sebuah wadah usaha yang mempekerjakan kaum marginal dan disabilitas di Indonesia timur.

Pengalamannya bersinggungan dengan rekan-rekan penyandang disabilitas lain yang masih membutuhkan bantuan, membuat Nicky tergerak mendirikan sebuah platform digital untuk membantu para penyandang disabilitas agar mampu berdaya secara ekonomi. Platform tersebut ia beri nama berdayabareng.com.

"Stigma atau persepsi tentang disabilitas itu pasti cukup tinggi, terutama dalam lingkungan pekerjaan. Tetapi dengan prestasi dan kapasitas yang aku bisa tunjukkan itu membuat aku merasa lebih percaya diri," ungkap Nicky.

Ia juga kerap membagikan pengalaman menarik dalam hidupnya melalui kanal Youtube yang ia kelola bersama Fanny Evrita, yang juga merupakan penyandang tunadaksa. Mereka sepakat memberi judul kanal Youtube tersebut Double Difable.

Bagi Nicky, menjadi kaum disabilitas bukanlah pilihan, ia tetap percaya diri dan tetap semangat menjalani hidup.

"Kalau semisal ada pintu yang tertutup ketika aku mendaftar pekerjaan, aku harus membuka kesempatan-kesempatan yang lain," pungkas Nicky. (BUS/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
  • Ciptakan Usaha yang Jadi Solusi untuk Masyarakat

    03/11/2024 05:45

    Dewasa ini, sudah banyak bermunculan produk mi instan alami atau mi sehat yang mengeklaim menggunakan bahan-bahan alami dalam proses produksi mereka

  • Beri Peluang Anak Muda untuk Kembangkan Diri

    03/11/2024 05:40

    MASALAH pengangguran hingga saat ini tidak lepas membayangi masyarakat Indonesia.

  • Anak Penjahit yang Jadi Rektor

    13/10/2024 05:30

    Perjalanan perkuliahan Asep tidak mudah. Ia bahkan sempat dipenjara karena menjadi salah satu mahasiswa yang terlibat penyebaran buku putih yang isinya kisah gurita bisnis Presiden Soeharto.

  • Jatuh Bangun Membangun Bisnis di Usia Muda

    29/9/2024 05:30

    Setelah masalah selesai, Fikrang pun menutup bisnis aplikasinya itu, namun dia tidak kapok untuk berbisnis.

  • Drama Kudeta di Kadin

    22/9/2024 05:30

    Arsjad mengatakan sebaiknya kisruh di Kadin bisa diselesaikan secara internal tanpa dipolitisasi lebih jauh.

  • Bule Sabang Merauke

    15/9/2024 05:30

    Media sosial sempat diramaikan video seorang bule yang membantu warga membangun jembatan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Opini
Kolom Pakar
BenihBaik