Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
BERTEPATAN dengan Hari Valentine, Kementerian Kesehatan mengadakan agenda minum jamu bersama. Dalam acara tersebut, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, mengajak masyarakat untuk mengungkapkan rasa sayang kepada pasangan melalui segelas jamu.
"Di hari kasih sayang ini, bagi yang ingin menyayangi pasangannya, pakailah jamu," kata Terawan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jumat (14/2).
Terawan menilai jamu merupakan bagian budaya Indonesia yang harus dipertahankan. Pasalnya, jamu memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan tubuh. Dirinya juga bermimpi untuk menyehatkan masyarakat Indonesia dengan jamu.
Baca juga: Tebar Promo Spesial di Hari Valentine
"Jamu merupakan primadona yang akan terus saya bangkitkan. Saya akan terus budayakan. Bagaimana cara hidup sehat dengan menyertakan jamu dari bagian kehidupan," tutur Terawan.
Oleh karena itu, dirinya terus mensosialisasikan pentingnya minum jamu kepada masyarakat. Dirinya juga berharap produsen jamu dapat mengembangkan kemasan dan cita rasa jamu agar diterima generasi muda.
"Inilah awal dan akan terus berlangsung sosialisasi. Semoga orang terus gemar minum jamu. Depot jamu berkembang, taste jamu makin ke arah milenial. Sehingga jamu punya taste yang digemari anak muda," tandasnya.(OL-11)
Penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur aspek strategis Industri Hasil Tembakau (IHT) menuai penolakan keras dari kalangan pekerja.
Di Indonesia, Survei Kesehatan 2023 mencatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengatakan bahwa kandungan gula garam dan lemak pada (GGL) pada makanan yang dikonsumsi ditengarai menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved