Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BIODIVERSITY Warriors (BW) Yayasan Kehati melakukan agenda Asian Waterbird Census (AWC) atau kegiatan kesukarelawanan guna memantau burung air yang dilakukan setiap tahun di setiap pekan ke-2 dan ke-3 Januari. Dalam sensus kali ini, teridentfikasi 132 ekor dari 14 jenis burung di kawasan Wisata Ancol.
Dari jumlah itu, jumlah burung air ada 19 ekor yang berasal dari empat spesies. Keempat spesies burung air itu adalah Blekok sawah (Ardeola speciosa), Pecuk ular Asia (Anhinga melanogaster), Kokokan laut (Butorides striata), dan Kareo padi (Amaurornis phoenicurus).
AWC serentak dilakukan secara internasional meliputi wilayah Afrika, Amerika dan Eropa, serta Australasia (Australia, Selandia Baru, Kepulauan Papua New Guinea, dan Kepulauan Pasifik).
Pada 2020, BW Yayasan Kehati melakukan pengamatan burung air di Taman Wisata Ancol, Jakarta Utara.
Taman Impian Jaya Ancol dipilih menjadi kegiatan sensus burung air Asia tahun ini karena lokasi yang berada di pesisir Jakarta dan merupakan daerah tujuan wisata.
Baca juga: BNPB: Penambangan Ilegal di TN Gunung Halimun Salak Ditutup
VP Corporate Secretary PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Agung Praptono mengatakan lokasi wisata yang memiliki luas sekitar 150 hektare itu merupakan lokasi yang penting bagi pelestarian burung air di Jakarta dan diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi daerah wisata pantai lainnya di Indonesia.
“Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menyambut baik dipilihnya kawasan wisata Ancol sebagai lokasi pengamatan burung air," kata Agung.
Dia menjelaskan, sebagai pengelola kawasan wisata Pantai Jakarta, Ancol juga memiliki perhatian khusus terhadap keberlanjutan hidup keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. Sehingga, pihaknya turut mendukung kegiatan tersebut.
Direktur Eksekutif Yayasan Kehati Riki Frindos menyebut hasil sensus burung air Asia 2020 ini nantinya akan dilaporkan kepada Wetland Indonesia Program sebagai koordinator AWC Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Hasil pengamatan dapat menjadi pengayaan data keanekaragamman hayati Pemprov DKI Jakarta," sebut Riki dalam keterangan resmi, Senin (20/1).
Menurutnya, Yayasan Kehati secara konsisten memperkenalkan kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia kepada generasi muda, salah satunya melalui kegiatan peringatan hari besar lingkungan seperti Asian Waterbird Census 2020.
"Kita ingin menunjukan bahwa kota besar seperti Jakarta pun masih memiliki keragaman satwa yang cukup tinggi," terangnya.
Biodiversity Warriors merupakan gerakan anak muda yang bertujuan memopulerkan keanekaragaman hayati baik dari sisi keunikan, pelestarian dan pemanfaatan secara berkelanjutan.
Didirikan sejak 2014, BW sudah memiliki lebih dari 2.000 anggota dari beberapa universitas di Indonesia.
Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan anggota BW dari beberapa daerah seperti Aceh, Medan, Bali, Purwokerto, dan Jakarta. Sebelumnya, BW Yayasan Kehati melakukan kegiatan di Hutan Lindung Angke Kapuk.
Berikut hasil pengamatan burung di Ocean Ecopark Ancol;
1. Takur ungkut-ungkut
2. Cipoh kacat
3. Cucak kutilang
4. Tekukur biasa
5. Gereja Erasia
6. Kekep Babi
7. Bondol Peking
8. Pecuk ular Asia
9. Cabai Jawa
10. Blekok sawah
11. Layang-layang batu
12. Kerak ungu
13. Punai gading
14. Gagak kampung
15. Bentet kelabu
16. Kokokan laut
17. Kareo padi
18. Wiwik kelabu
19. Walet linchi
20. Cinenen kelabu
21. Caladi ulam
22. Sepah kecil
23. Cinenen Jawa
24. Burung madu sriganti
25. Remetuk laut
26. Perkutut Jawa
27. Cekakak sungai. (OL-1)
Perbaikan empat stadion yang akan digunakan dalam gelaran Piala Dunia U-17 mulai November 2023 mendatang, memakan anggaran mencapai Rp100 miliar.
DINAS Perhubungan DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2024.
Pengunjung dapat naik bus Transjakarta yang khusus mengantar pulang pergi Ancol–area parkir Kemayoran.
Pompa air tersebut dilengkapi dengan 48 unit pompa dengan kapasitas buang 447,1 meter kubik/menit dan saat ini kondisinya berfungsi dengan baik.
Pasalnya, Monas merupakan cagar budaya yang tidak bisa diubah fungsi dan bentuknya secara sembarangan.
Dermaga tersebut merupakan salah satu gerbang bagi wisatawan maupun penduduk untuk menuju Kepulauan Seribu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved