Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
MITIGASI climate change atau perubahan iklim yang ditandai dengan pemanasan global harus dilakukan semua pihak baik pemeritah dan pihak swasta serta kalangan perusahaan. Pengurangan emisi CO2 atau karbon dioksida telah menjadi tanggung jawab semua perusahaan.
Salah satu perusahaan yang memiliki komitmen melakukan mitigasi global warming adalah perusahaan the Lenzing Group dari Austria. Bahkan Lenzing Group dikenal sebagai perusahaan terdepan dalam pelestarian iklim yang telah menjadi anggota dari CEO Climate Leaders Group dalam World Economic Forum.
Tak hanya itu, Lenzing Group turut melakukan penandatangan United Nations Fashion Industry Charter for Climate Action yang berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 perusahaan secara drastis.
“Lenzing telah menetapkan target awal pada tahun 2030 untuk mengurangi emisi CO2 per ton produk sebesar 50% jika dibandingkan dengan baseline sebelumnya pada 2017. Untuk tahun 2050, Lenzing telah mengumumkan visinya untuk menjadi perusahaan bebas emisi CO2,” kata Chief Executive Officer untuk Lenzing Group, Stefan Doboczky, di Jakarta, Rabu (11/12).
Selain itu, perusahaan Lenzing baru saja meraih pencapaian baru Science Based Targets, yang merupakan sebuah organisasi di bidang penetapan target untuk program-program pelestarian iklim dan juga telah secara memvalidasi target pelestarian iklim.
Menurut Doboczky, target perusahaan Lenzing untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hanya akan dianggap ‘berbasis sains’ apabila sesuai dengan tingkat dekarbonisasi yang diperlukan untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celcius dibandingkan dengan suhu pra-industri.
“Lenzing adalah produsen serat berbasis kayu pertama yang telah menetapkan target berbasis ilmu pengetahuan,” jelasnya.
Doboczky juga menegaskan,“Sebagai yang tedepan dalam industri, melestarikan iklim merupakan tanggung jawab kita terhadap generasi masa depan. Hal ini adalah bagian dari strategi kami untuk mendorong perubahan sistemik dan memimpin industri dengan kredibilitas.”
“Memanfaatkan bahan baku kayu yang bersifat renewable diambil dari hutan lestari dan perkebunan yang menyerap karbon merupakan hal yang baik, tetapi kita harus melangkah lebih jauh,” ucapnya.
“Di Lenzing, kami tak hanya memanfaatkan serat dan kayu, dan senantiasa mengembangkan dan menerapkan cara-cara produksi yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan di seluruh rantai pasokan serta mendorong seluruh sektor industri untuk melakukan hal yang sama," papar Doboczky.
Saat ini, terdapat 713 perusahaan terkemuka di seluruh dunia dan sembilan perusahaan di Austria yang telah berkomitmen untuk merealisasikan target berbasis ilmu pengetahuan, namun hanya 305 perusahaan yang targetnya telah disetujui.
Status CSR-Gold untuk Lenzing
Pencapaian lain pada 2019, Lenzing meraih status Gold CSR (Corporate Social Responsibility) dari EcoVadis selaku penyedia peringkat bagi perusahaan yang mempraktikan bisnis berkelanjutan di dunia.
EcoVadis Supplier Sustainability Rating menempatkan Lenzing sebagai salah satu perusahaan terbaik di dalam industri berdasarkan pada penilaian CSR dalam bidang lingkungan, praktik ketenagakerjaan, etika, dan pengadaan berkelanjutan.
EcoVadis merupakan penyedia peringkat bagi perusahaan yang mempraktikkan bisnis berkelanjutan, penyedia intelijen, dan instrumen peningkatan kinerja kolaboratif untuk rantai pasokan global. Sejak 2007, EcoVadis telah memberikan penilaian bisnis berkelanjutan kepada 55 ribu perusahaan di 198 industri dan 155 negara. (OL-09)
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Pencairan gletser akibat perubahan iklim terbukti dapat memicu letusan gunung berapi yang lebih sering dan eksplosif di seluruh dunia.
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved