Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
RAMAI dibicarakan di media sosial terkait fenomena warna langit di Muaro Jambi yang berubah menjadi warna merah.Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki penjelasan ilmiah terkait hal tersebut.
Kepala Subbidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto menyebut langit merah di Muaro Jambi terjadi akibat tingginya kadar polutan di wilayah tersebut.
Hasil analisis citra satelit Himawari-8 pada 21 September di sekitar Muaro Jambi, tampak terdapat banyak titik panas dan sebaran asap yang sangat tebal.
"Asap dari kebakaran hutan dan lahan ini berbeda dari daerah lain yang juga mengalami kebakaran, wilayah lain pada satelit tampak berwarna cokelat namun di Muaro Jambi menunjukkan warna putih yang mengindikasikan bahwa lapisan asap yang sangat tebal," jelas Siswanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/9).
Hal ini dimungkinkan karena kebakaran hutan/lahan yang terjadi di wilayah tersebut, terutama pada lahan-lahan gambut.
Baca juga : Kepala Daerah se-Provinsi Jambi Berupaya Atasi Karhutla
Tebalnya asap juga didukung oleh tingginya konsentrasi debu partikulat polutan berukuran kurang dari 10 mikron (PM10).
"Tengah malam di Jambi, pengukuran konsentrasi PM10 didapati banyaknya volume polutan di udara yakni 373,9 ug/m3, menunjukkan kondisi tidak sehat," ujarnya.
Di Pekanbaru kondisinya lebih parah yaitu konsentrasi debu polutan PM10 kategori berbahaya dengan banyaknya polutan mencapai 406,4 ug/m3.
Jika ditinjau dari teori fisika atmosfer pada panjang gelombang sinar tampak, langit berwarna merah ini disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), dikenal dengan istilah hamburan mie (Mie Scattering).
Mie scattering terjadi jika diameter aerosol dari polutan di atmosfer sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak (visible) matahari.
Panjang gelombang sinar merah berada pada ukuran 0,7 mikrometer.
"Kita mengetahui bahwa konsentrasi debu partikulat polutan berukuran kurang dari 10 mikrometer sangat tinggi di sekitar Jambi, Palembang, dan Pekanbaru. Tetapi langit yang berubah merah terjadi di Muaro Jambi. Ini berarti debu polutan di daerah tersebut didominasi berukuran sekitar 0,7 mikrometer atau lebih dengan konsentrasi sangat tinggi. Selain konsentrasi tinggi, tentunya sebaran partikel polutan ini juga luas untuk dapat membuat langit berwarna merah," tandasnya.
Langit yang berubah warna ini bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia. Pada 2015, di Palangkaraya juga pernah diberitakan beberapa kali mengalami langit berwarna oranye akibat kebakaran hutan dan lahan, yang berarti ukuran debu partikel polutan (aerosol) saat itu dominan lebih kecil atau lebih halus (fine particle) daripada fenomena langit memerah di Muaro Jambi kali ini.(OL-7)
Perlindungan sunscreen tidak bisa memproteksi seluruh badan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Disarankan untuk mengenakan pakaian yang memiliki perlindungan anti sinar UV.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin memastikan bencana puting beliung di kawasan Sumedang ini tidak menyebabkan korban jiwa.
Gempa di Sumedang terjadi pada 31 Desember 2023 hingga Januari 2024.
SEBANYAK 137 rumah di Dusun Desa, Dusun Segel, Dusun Leuwihalang, Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, tersapu angin puting beliung.
Polda telah melaksanakan penindakan terhadap lahan-lahan milik korporasi yang berada di konsensinya untuk dilakukan penegakan hukum.
“Donasi dikumpulkan dari kegiatan roadshow Dongeng Peduli Negeri dari satu sekolah ke sekolah lain.”
DPRD DKI Jakarta menuding kinerja atas pengawasan dan pengendalian kualitas udara dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meragukan profesionalismenya.
ANGGOTA Walhi Muhammad Aminullah menegaskan pemerintah jangan mengorbankan warga terkait polusi udara yang kian parah di Jakarta akhir-akhir ini. Hal itu ia sampaikan menanggapi imbauan Pj
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah berharap Pemerintah Daerah DKI Jakarta bisa segera menerapkan kebijakan ganjil genap sepanjang hari atau selama 24 jam penuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved