Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
KUALITAS kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama masa kehamilan dinilai dapat memengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan. Tak hanya berisiko pada kesehatan janin, kualitas kesehatan dan gizi ibu hamil juga dapat memengaruhi tumbuh kembang si kecil di masa depan.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia (kekurangan darah) dan sebanyak satu dari lima ibu hamil tercatat mengalami kekurangan energi kronis (KEK).
Tak hanya itu, menurut Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014, satu dari dua ibu hamil mengalami kekurangan asupan protein. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan masih banyak ibu di Indonesia yang mengalami kehamilan risiko tinggi.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Ali Sungkar mengatakan kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak apabila tidak ditangani dengan baik.
"1.000 hari pertama kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan memengaruhui kondisi kesehatan dan tumbuh kembang si kecil di masa depan. Kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan baik berpotensi memiliki pengaruh terhadap anak di dalam kandungan, seperti perkembangan janin tidak sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur, maupun bayi berat badan lahir rendah," kata Ali dalam Diskusi Media "Bicara Gizi - Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi", Jakarta, Selasa (17/9).
Baca juga: Setop Minum Paracetamol Saat Hamil
Ali menjelaskan salah satu cara penting dalam penanganan kehamilan risiko tinggi adalah dengan memenuhi nutrisi makro dan mikro yang bervariasi mulai dari prakehamilan serta masa menyusui.
"Ibu perlu memastikan asupan makanan mereka mengandung zat-zat gizi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, asam folat, dan iodine," jelasnya.
Dengan menjaga asupan nutrisi yang baik, dapat mencegah kondisi kehamilan risiko ringgi seperti risiko tinggi pre-eklampsia.
"Selain membantu mencegah risiko komplikasi pada proses kelahiran, asupan nutrisi yang baik pada masa kehamilan juga akan bermanfaat bagi si kecil, secara jangka panjang. Dimana dapat menurunkan risiko sejumlah penyakit kronis di masa dewasa kelak seperti hipertensi, diabetes, jantung dan berbagai penyakit lainnya," ucapnya.
Ia juga berpesan kepada seluruh perempuan agar dapat mempersiapkan gizi sebelum masa kehamilan. Bukan hanya mempersiapkan gizi saat masa kehamilan.
"Jangan biarkan ibu hamil saat gizi rendah, perbaiki dulu gizinya, dengan kebutuhan nutrisi. Setelah seluruh gizi tepenuhi baru diperbolehkan hamil," pungkasnya.(OL-5)
Mitos seputar pemberian MPASI itu mulai dari pemberian madu untuk anak yang baru lahir, hingga larangan pemberian MPASI bertekstur hingga anak tumbuh gigi.
Studi terbaru ungkap lebih dari 17 juta bayi lahir dari fertilisasi in vitro (IVF) sejak 1978.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) kini menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Walau sering dianggap sebagai flu biasa, RSV menyimpan potensi bahaya serius.
Lonjakan kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) memicu kekhawatiran di kalangan medis, khususnya karena virus ini menyerang kelompok paling rentan: bayi dan lansia.
Bingung puting bisa berpotensi menyebabkan masalah termasuk salah satunya menurunkan produksi ASI yang padahal masih dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan.
Banyak ibu hamil pun bertanya-tanya: apakah tes DNA bisa dilakukan sebelum persalinan? Jawabannya: bisa.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah memaparkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) fetomaternal sangat bermanfaat untuk mendeteksi lebih awal penyakit jantung bawaan pada janin.
Panel FDA meragukan keamanan antidepresan SSRI seperti Prozac dan Zoloft bagi ibu hamil, bahkan mengusulkan peringatan kotak hitam.
PROFESOR Entomologi Medis di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Prof. James Logan, menemukan fakta bahwa ibu hamil ternyata lebih disukai nyamuk dan sering digigit oleh nyamuk
Studi dari University of Durham dan Dewan Riset Medis Gambia menunjukkan ibu hamil menghembuskan karbon dioksida lebih banyak karena kenaikan berat badan
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved