Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Puncak Malam Apresiasi Bagi Guru Berprestasi dan Berdedikasi

Indriyani Astuti
19/8/2019 09:05
Puncak Malam Apresiasi Bagi Guru Berprestasi dan Berdedikasi
Para peraih pemenang I berpose bersama penghargaannya dalam pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2019.(Dok. Kemendikbud)

MATA Sofia Fifi Hommy berkaca-kaca ketika ditemui seusai pengumuman pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi Tingkat Nasional 2019. Ia menjadi juara pertama untuk kategori Kepala TK Berdedikasi Tingkat Nasional 2019, pada malam puncak ajang apresiasi bagi para guru, pengawas, kepala sekolah, dan tenaga pendidik berdedikasi dan berprestasi.

“Tidak pernah ekspektasi bisa menjadi juara pertama. Bisa sampai di sini bersyukur sekali. Datang ke sini menambah ilmu dan pengalaman,” ujarnya ketika ditemui pada Malam Penganugrahan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional yang digelar di Jakarta, pada Jumat (16/8). Acara tersebut dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mu­hadjir Effendy dan dihadiri oleh para pejabat eselon di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), di antaranya Direktur Jenderal GTK, Supriano dan Sekretaris Direktorat Jenderal GTK, Wisnu Aji serta anggota Komisi X DPR RI, Guruh Soekarnoputra.

Sofia menuturkan latar pendidikannya bukan sarjana kependidikan. Ia bergelar sarjana sosial dalam bidang studi administrasi niaga. Pada 2016, ia datang ke kampung kecil bernama Reyob, Distrik Soug Jaya, Kabupaten Teluk Wondama, pedalaman Papua Barat, berjarak cukup jauh sekitar 8 jam ditempuh dengan kapal. dari ibukota Kabupaten, Wasior. Sofi menuturkan anak-anak di sana tidak bisa membaca dan menulis meskipun dari segi usia sudah lulus jenjang sekolah dasar (SD). Ia pun tergerak mendirikan taman kanak-kanak (TK) di kampung tersebut.

“Saya berinisiatif untuk membuat PAUD bernama Maria Study. Maria diambil dari nama ibu saya, saya ketua pengelola bersama suami dan membangun di sana. Kami meminjam kantor kepala kampung untuk kelas dan kami pinjam uang dari orang tua untuk operasional,” kenangnya.

Ia menyakini bahwa sese­orang menjalani sesuatu dengan hati, pintu kemudahan akan terbuka.

Setelah satu tahun TK beroperasi dengan kondisi seada­nya, ada surat edaran yang menawarkan dana hibah untuk pembangunan sekolah. Sofia pun memberanikan diri mengajukan proposal dan diterima. TK itu kini berkembang dan sudah memiliki 52 peserta didik.

“Kami aktif diminta mengikuti kegiatan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan dari sana mendapatkan alat tulis, alat kantor kami gunakan untuk anak-anak sekolah,” ucap Sofia.
Di sisi lain, pemenang pertama kategori Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pendidikan Khusus Berdedikasi diraih Arif Darmadiansah yang mengajar di SMA Negeri Probur, Pulau Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pria asal Solo, Jawa Tengah itu menuturkan mengabdi di salah satu pulau paling timur kepulauan NTT, pascalulus calon pegawai negeri sipil (CPNS) sebagai guru pada 2014. Ia mengampu mata pelajaran biologi.
Menyadari di sekolah tersebut minim sarana dan prasarana untuk mengajar, Arif mengembangkan media pembelajaran sendiri. Salah satu media yang ia buat untuk memudahkan para murid belajar biologi ialah mikroskop Milea. Milea singkatan dari miskroskop lensa laser tenaga surya. Ia menggunakan kaca dari mainan laser anak-anak diaplikasikan ke kamera telepon genggam sehingga ketika menangkap gambar, bisa diperbesar hingga 32 kali.

“Itu sangat membantu mengamati hewan-hewan berukuran kecil. Saya ingin anak-anak bisa belajar dan menikmati biologi secara optimal. Tidak hanya belajar dari buku. Biologi juga butuh praktikum,” terang Arif.
Media pembelajaran yang menarik, berdampak positif pada kehadiran siswa di kelas. Arif mengatakan semula hanya tujuh atau delapan anak dari total 15 murid yang hadir setiap mata pelajaran biologi. Namun, setelah itu tidak ada lagi muridnya yang absen dari kelas.

Ia percaya bahwa media akan sangat membantu dalam pembelajaran. Pertama, minat siswa meningkat dan kedua dibarengi dengan kualitas pembelajaran.

“Fokus saya di media pembelajaran. Saat ini ada beberapa anak murid yang sudah punya telefon pintar, tidak seluruhnya tapi beberapa. Kalau bisa saya kembangkan sebagai potensi,” jelas Arif.
Ia pun menangkap peluang tersebut, dan kini tengah mengembangkan media pembelajaran melalui sebuah apli­kasi digital bisa digunakan secara luring (offline) karena di daerah tempatnya mengajar tidak ada internet. Murid-murid yang sudah mempunyai telefon genggam bisa berbagi sebagai ketua kelompok supaya anak-anak lainnya bisa ikut belajar. “Saya ingin anak-anak tidak ketinggalan dengan perkembangan informasi dan teknologi,” jelas Arif.

Selama mengajar di Pulau Alor yang merupakan daerah terluar, terdepan dan tetinggal (3T), Arif berpisah dengan istri dan anaknya yang masih kecil. Mereka menetap di Kupang, ibukota NTT. Jarak dari Alor ke Kupang sekitar 12 jam menggunakan kapal. Apabila menggunakan pesawat, bisa ditempuh selama satu jam.

“Tapi tiket pesawat sekarang mahal. Anak saya masih kecil belum bisa diajak kemana-mana dengan medan seperti itu saya belum berani mengajak keluarga ke tempat saya mengajar,” tutur Arif.

Elemen penting
Mendikbud  Muhadjir Effendy ketika berpidato pada acara tersebut menyampaikan bahwa pemilihan guru dan tenaga pendidik merupakan agenda tahunan dari Kemendikbud untuk memberikan apresasi bagi terhadap profesi guru. Menurutnya, profesi tersebut penting karena dari pendidikan yang diberikan oleh seorang guru, seorang individu bisa menjadi profesi lain.

“Tidak ada satupun profesi yang terbebas dari sentuhan guru karena guru ada banyak profesi-profesi tambahan,” ucapnya.

Muhadjir menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo dalam periode pemerintahan kedua akan fokus dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar dapat kompetitif dan unggul. Berkaitan dengan pendidikan, terang Muhadjir, dalam men­cetak SDM unggul, tidak lepas dari pembenahan kualitas guru. “Tidak mungkin adanya lulusan unggul, tanpa sentuh­an dari guru yang memiliki dedikasi, kualifikasi, dari guru yang juga unggul,” tuturnya.

Ia menjelaskan merujuk pada delapan standar minimum pendidikan, hal yang paling penting harus disiapkan ialah kualitas guru. Guru elemen penting karena , menurutnya, apabila tidak ada kurikulum, standar isi yang tersedia, guru bisa membuat itu. Bahkan, tanpa sarana dan prasarana belajar, guru bisa membuat sekolah di mana saja. Oleh karena itu, Mendikbud menyampaikan bahwa kurikulum sesungguhnya ialah guru. “Gestur, ucapan, sikap guru semua merupakan kurikulum,” ucapnya.

Pada masa Kabinet Kerja jilid II nantinya, ia berharap masalah guru bisa menjadi prioritas pemerintah. Persoalan guru, imbuhnya, masih carut marut seperti masih banyak guru-guru honorer yang belum diangkat, sementara ada guru yang sudah mendapatkan tunjangan profesi tetapi kinerjanya belum baik.

Ia berharap para guru berprestasi dan berdedikasi yang telah terpilih, bisa menginspirasi guru lainnya dan rekan sejawatnya untuk lebih baik.

Sementara itu, Dirjen GTK, Supriano menyampaikan seleksi untuk bisa terpilih secara nasional menjadi guru berprestasi dan berdedikasi cukup ketat. Para guru harus mengikuti seleksi sebagai perwakilan dari kabupaten ke provinsi hingga bisa maju ke tingkat nasional. Penilaiannya pun dilihat dari presentasi secara individu dan pengabdian mereka selama ini.

Acara pemilihan guru dan tenaga kependidikan berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional 2019 digelar pada Selasa (13/8) hingga Sabtu (17/8). Peserta yang terlibat mewakili 34 provinsi dan bersaing memperebutkan juara dalam 28 kategori. Total peserta yang ikut 910 orang.­ Peserta yang hadir ke Jakarta juga berkesempatan meng­ikuti pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 16 Agustus dan mengikuti upacara bendera pada 17 Agustus di Istana Negara, Jakarta.

“Benar-benar diuji satu per satu. Hasil terbaik akan kita bukukan dan diseminasikan ke sekolah lain jadi dokumentasi kita bahwa ini model yang dihasilkan oleh para guru,” tukasnya. (Ind/S1-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya