Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Pertama Kali Kami Bisa Salat di Saf Terdepan

Sri Utami
12/8/2019 07:50
Ini Pertama Kali Kami Bisa Salat di Saf Terdepan
Penyandang disabilitas melaksanakan salat Idul Adha di saf bagian depan di Masjid Istiqlal, Jakarta, kemarin.(Dok. Metro TV)
SALAT Idul Adha 1440 Hijriah/2019 di Masjid Istiqlal kali ini sedikit istimewa. Dari sekian banyak pintu masuk, terdapat pintu Ar Raman yang khusus  ditujukan untuk penyandang disabilitas. Melalui pintu khusus tersebut, terdapat pula sejumlah fasilitas, di antaranya tempat wudu ramah disabilitas, ada bidang miring untuk pengguna kursi roda hingga parkir khusus.

Pagi itu, di antara umat yang datang untuk salat Idul Adha di Istiqlal memang banyak terlihat menggunakan kursi roda dan tongkat untuk penyandang tunanetra. Ada juga penyandang tunarungu, tunawicara, dan lainnya. Ratusan anggota remaja masjid pun bergegas membantu datangnya para jemaah istimewa itu. Ada yang menuntun, mendorong kursi roda hingga sampai ke saf salat. Ada juga yang membantu menerjemahkan khotbah dalam bahasa isyarat bagi penyandang tuli.  Selain ramah disabilitas mereka juga berada di saf depan bersama para pejabat dan tokoh negara lainnya.

“Ini pertama kalinya kami bisa masuk dan salat di saf paling depan. Kami juga berterima kasih karena khotbah diterjemahkan dalam bahasa isyarat. Bahkan remaja Islam masjid memfasilitasi mereka (penyandang disabilitas) untuk dapat beribadah dengan nyaman,” kata koordinator untuk disabilitas, Bahrul Fuad di Masjid Istiqlal Jakarta, kemarin. 

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan masjid menjadi milik semua umat tanpa memandang perbedaan, termasuk penyandang disabilitas.

“Masjid ini milik semua umat termasuk di saf pertama, tidak ada perbedaan,” ujarnya.

Menurut Nasaruddin, Masjid Istiqlal selama ini sudah memiliki fasilitas ramah disabilitas, seperti lift khusus disabilitas, tapi  masih kurang untuk bisa memfasilitasi berbagai penyandang disabilitas. “Ini juga sebagai test case untuk mengtahui apa saja yang kurang dan harus diperbaiki,” jelasnya.

Saat ini masjid yang dibangun pada 1961 itu sedang masa renovasi dan memperbaiki berbagai fasilitas agar semua umat dapat menjalankan ibadah dengan nyaman, termasuk  untuk penyandang disabilitas. Menurut Nasaruddin, setiap hari para ramaja masjid pun selalu siap membantu penyandang disabilitas yang datang beribadah.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah, mengatakan Masjid Itiqlal, Kementerian Agama, dan Staf Kepresidenan mengawali pelaksanaan pelayanan gerakan masjid ramah disabilitas dengan menghadirkan 1.000 penyandang disabilitas dalam pelaksanaan salat Idul Adha tingkat kenegaraan. (Sri Utami/Amt/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya