Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk mewaspadai kondisi cuaca kering dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
BMKG menyatakan musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan tahun lalu sehingga potensial menimbulkan karhutla.
"Ada kondisi-kondisi atmosfer dan laut yang berdampak pada musim kemarau tahun ini terasa lebih kering dari kemarau 2018. Hal itu membuat kondisi lahan khususnya gambut potensial menjadi mudah terbakar," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (11/8).
Menurutnya saat ini sebagian besar wilayah Indonesia dan beberapa wilayah di ASEAN sedang mengalami musim kemarau (monsun Australia) dengan pola angin secara umum berasal dari arah tenggara yang bersifat kering.
Selain itu, kondisi musim saat ini juga dipengaruhi anomali suhu permukaan laut yang negatif khususnya di perairan Indonesia bagian selatan ekuator.
Baca juga : Kekeringan akibat Kemarau Semakin Meluas
Gejala El Nino dengan intensitas lemah yang berlangsung sejak akhir tahun lalu saat ini masih berlangsung meski bertendensi menuju kondisi netral. Selain itu, ada pula kondisi Indian Ocean Dipole Mode positif.
"Kondisi kering yang diikuti dengan munculnya titik panas dapat berkembang potensial menjadi karhutla," imbuhnya.
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG selama pekan lalu (2-9 Agustus 2019) BMKG mengidentifikasi sedikitnya terdapat 7.540 titik panas di seluruh wilayah Asia Tenggara dan Papua Nugini.
Konsentrasi titik panas di antaranya berada di wilayah Indonesia (Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat), Malaysia (Serawak), Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Filipina, Singapura, Timor Leste, dan Papua Nugini.
"Hingga pekan depan (16 Agustus) wilayah Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Filipina, Thailand, Malaysia, Vietnam, serta sebagian kecil Laos dan Myanmar diprediksi masuk kategori cuaca kering dan 'sangat mudah' terjadi kebakaran," ujar Mulyono. (OL-7)
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved