Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

PKH Dinilai Signifikan Ubah Perilaku Keluarga Penerima Manfaat

Antara
07/8/2019 19:10
PKH Dinilai Signifikan Ubah Perilaku Keluarga Penerima Manfaat
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat(Ist)

PROGRAM Keluarga Harapan (PKH) mendorong perubahan positif yang signifikan dalam mengubah perilaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM). 

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan pemerintah menggulirkan PKH sejak 2007 sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. 

Badan Pusat Statistik menyebutkan terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar 0,41% pada Maret 2019 jika dibandingkan dengan Maret 2018. 

Artinya, dalam satu tahun, ada 0,41% atau 0,80 juta jiwa masyarakat terentaskan dari kemiskinan.

"PKH sebagai bantuan bersyarat berupaya merubah perilaku KPM berkaitan dengan komponen kesehatan, pendidikan, dan/atau kesejahteraan sosial. 

Untuk memberikan gambaran dampak PKH terhadap perilaku utama KPM, maka dilakukan survei independen MicroSave Consulting Indonesia dalam kerangka kerja sama antara Kemensos dan Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF)," kata Harry dalam keterangannya, Rabu (7/8).

Harry menambahkan, hasil riset menunjukan bahwa teraksesnya layanan kesehatan, pendidikan, dan pencapaian prestasi anak-anak KPM serta pemanfaatan layanan perbankan menjadi bukti keberhasilan PKH.

Di bidang kesehatan, 97% KPM telah memeriksakan kehamilannya secara rutin ke Puskesmas terdekat. Saat proses melahirkan, 49% KPM memanfaatkan fasilitas kesehatan pemerintah, 44% di bidan, dan 7% di faskes swasta. 

Pascamelahirkan, 94% KPM melakukan pemeriksaan kesehatan anak usia 1 bulan secara rutin. 

Jika dibandingkan dengan Riset Kesehatan Dasar 2018 yaitu sebesar 84,1% orang tua yang memeriksakan kesehatan anak usia 1 bulan, maka dapat dilihat ada kenaikan sebesar 9,9%. 

Perubahan positif juga ditemukan dalam pemeriksaan kesehatan anak usia 1-6 tahun, tingkat partisipasi program Keluarga Berencana dan kepemilikan BPJS.


Baca juga: Promosi 5 Destinasi Superprioritas Andalkan Storynomics

 

Di bidang pendidikan, sebagian besar dana PKH digunakan untuk keperluan sekolah. Sebanyak 78% anak-anak KPM hadir di sekolah secara reguler. 

Bahkan 10% anak-anak KPM memiliki prestasi di sekolah ketimbang non-KPM. 

Demikian pula, orang lanjut usia (lansia) penerima PKH, 8,8% lebih mungkin datang ke faskes daripada non-KPM. Meski angka tingkat kesadaran KPM lansia untuk memeriksakan kesehatan dan partisipasi dalam kegiatan sosial masih rendah. 

"Hal ini disebabkan keberadaan pusat kegiatan sosial belum merata. Capaian positif juga tampak pada metode penyaluran bansos non-tunai menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). 98% KPM lebih menyukai KKS untuk penarikan dana PKH jika dibandingkan dengan cara sebelumnya melalui kantor pos. 

Melalui KKS, penerima PKH lebih 'melek' terhadap transaksi perbankan," tambahnya.

PKH telah mendukung peningkatan inklusi keuangan sehingga keluarga miskin dapat mengakses layanan perbankan. Bahkan 17% KPM telah menggunakan rekening KKS untuk transaksi keuangan, dengan transaksi terbanyak adalah menabung. 

Harry menjelaskan, bagi PKH adalah efektivitas penyaluran. Belum meratanya persebaran agen bank, jaringan yang buruk, lokasi ATM yang jauh dan belum 'meleknya' sebagian besar KPM PKH dengan transaksi perbankan mendorong agar segera dilakukan eksplorasi pemanfaatan teknologi untuk transaksi (QR code, biometric based, OTP). 

"Penyempurnaan proses digitalisasi verifikasi komitmen PKH (e-PKH) oleh Pendamping PKH juga penting karena kendala dalam mekanisme pelaporan secara manual menyebabkan keterlambatan dalam proses analisis informasi dan tindak lanjut. Tantangan lain adalah pengembangan pendekatan life cycle. 

Integrasi bantuan sosial baik antarinternal lembaga maupun dengan Kementerian/Lembaga lainnya harus terus dibangun untuk menekan angka kemiskinan" lanjut Harry.  (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya