Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Doa untuk Mbah Moen

Faishol Taselan
08/8/2019 06:30
Doa untuk Mbah Moen
Pemuda lintas iman memanjatkan doa untuk KH Maimoen Zubair di Gereja Santo Yosep, Kelurahan Gedongan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.(ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen selama ini dikenal sebagai sosok kiai karismatik yang menjadi teladan bukan hanya bagi umat Islam, melainkan juga kalangan lintas agama. Berpulangnya Mbah Moen di Tanah Suci, Mekah, Arab Saudi, Selasa (6/8), pun dirasakan sebagai kehilangan besar bagi seluruh kalangan.

Sebagai penghormatan terhadap sosok anutan semua umat itu, pemuda lintas agama di Kota Mojokerto, Jawa Timur, menggelar doa bersama, Rabu (7/8) malam. 

Doa itu, antara lain, digelar di Gereja Santo Yosep, Jalan Pemuda, Kelurahan Gedongan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Pemuda lintas agama yang hadir dalam kesempatan itu antara lain Pemuda GKI Mojosari, Pemuda Gereja Paroki, Paseban Majapahit, Ansor Kota Mojokerto, KNPI Kota Mojokerto, dan kelompok Gusdurian.

Foto Mbak Moen menghiasi ruangan Gereja Katolik Santo Yosep, di belakang lilin sejajar background salib di sudut ruangan.

Sekretaris Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Santo Yosef, Shoyan Hari, mengatakan dipajangnya foto Mbah Moen merefleksikan perasaan kehilangan umat kristiani atas berpulangnya Mbah Moen. "Seluruh jemaat mendoakan Mbah Moen. Beliau ialah sosok yang juga menjadi teladan bagi umat kristiani," katanya.

Menurut Shoyan, bukan hanya umat Islam yang kehilangan, melainkan juga umat kristiani. "Mbah Moen ialah sosok pemersatu."

Sebelumnya, mereka yang tergabung dalam Gusdurian Mojokerto bersama puluhan pemuda lintas agama juga melakukan doa bersama untuk Mbah Moen di Maha Wihara Majapahit, Mojokerto.

Puluhan pemuda lintas agama itu, selain berasal dari Komunitas Pecinta pemikiran Gus Dur (Gusdurian) Mojokerto, juga datang dari Pemuda Kristen, Buddha, dan pemuda Nahdlatul Ulama. Acara kemudian berlanjut dengan doa bersama di Gereja Katolik Santo Yosep, Kota Mojokerto, tadi malam.

Doa bersama pun dikatakan sebagai wujud penghormatan terakhir para pemuda lintas agama kepada Mbah Moen. Para pemuda lintas agama mendoakan arwah Mbah Moen mendapatkan kemuliaan.

Wejangan Mbah Moen yang semasa hidup menjadi anutan bangsa Indonesia diharapkan selalu dikenang dan dilaksanakan masyarakat untuk menghidupi dan mencintai bangsa ini dalam bingkai kebinekaan. (Faishol Taselan/X-6)       



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya