Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Lama Studi di Arab Tetap Jadi Indonesia

Rifaldi Putra Irianto
07/8/2019 08:10
Lama Studi di Arab Tetap Jadi Indonesia
Pendapat para tokoh bangsa tentang Mbah Moen.(Dok.MI)

BANYAK kesan atau kenangan yang ditinggalkan ulama karismatik yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimoen Zubair atau yang dikenal dengan sebutan Mbah Moen.

Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia, Komarudin Hidayat, mengatakan Mbah Moen ialah sosok yang dapat menghubungkan budaya Arab dengan budaya Indonesia, "Walaupun lama di Timur Tengah, dia akrab dengan budaya Jawa dan  tidak menonjolkan budaya Arabnya," kata Komarudin saat dihubungi, tadi malam.

Mbah Moen, kata dia, tokoh bangsa yang memiliki ilmu keislaman yang mumpuni. "Beliau kiai yang paling sepuh di Jawa. Jadi tidak hanya tua usianya, tetapi juga dalam dan luas ilmunya," sebut mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Dalam pandangan Ketua PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, Ketua Majelis Syariah PPP itu sangat istimewa.

"Beliau sangat istimewa sebab selalu terdepan menghormati perbedaan," kata Gus Ipul di Surabaya, kemarin.

Mbah Moen selalu konsisten merawat dan menghormati perbedaan. Ia mencontohkan ketika Gus Dur dan Gus Mus mendirikan PKB, Mbah Moen konsisten di PPP, tapi tetap menjaga silaturahim dengan mereka.   

Duka mendalam menyelimuti Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang. Tadi malam, ponpes itu menggelar salat gaib dan tahlilan yang dipimpin putra almarhum, Taj Yasin atau Gus Yasin, yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah. Salat gaib juga digelar di berbagai lembaga pendidikan di sejumlah daerah.

Taj Yasin mengatakan sang ayah acap kali mengatakan ingin meninggal pada hari Selasa. "Beliau ingin wafat pada hari Selasa, seperti halnya kakek dan neneknya."

Bahkan, kata dia, kepada sejumlah orang di berbagai kesempatan, Mbah Moen berkata ingin wafat di Mekah.

Mbah Moen pernah nyantri di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim, lalu melanjutkan belajar ke Mekah saat berusia 21 tahun didampingi kakeknya, Kiai Ahmad bin Syu'aib.

Selamat jalan, Mbah Moen. (Rif/AS/AD/JI/LD/BY/HT/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya