Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Umum Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko mengatakan Indonesia perlu mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas menuju revolusi industri 4.0. Salah satunya dengan mendorong kolaborasi antargenerasi muda potensial di dalam dan luar negeri.
"Kita punya 80 juta lebih yang namanya bonus demografi anak-anak muda di usia produktif. Revolusi industri 4.0 ada standarnya. Sehingga angka 80 juta itu ada sebagiannya di luar negeri, ada juga di dalam negeri. Yang di atas ini standarnya tinggi, bisa memulai kebanyakan. Yang di Indonesia sebagian besar di bawah kebutuhan. Ada yang memulai tapi banyak di kota," kata Budiman dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (3/8).
Menurut dia, tugas pemerintahan dan seluruh elemen bangsa ke depan adalah berkolaborasi dengan memanfaatkan SDM berkualitas.
"Indonesia yang punya kemampuan baik di luar negeri maupun di dalam negeri yang jumlahnya 12% itu harus bekerja sama dengan SDM yang ada di komunitas yang tamat SMK atau SMP berkolaborasi dengan yang tamatan sarjana," katanya.
Ia misalnya mendorong untuk memanggil pulang SDM berkualitas yang ada di luar negeri.
"Minimal ilmunya bisa sumbangkan SMK, LBK, atau komunitas. Atau menghidupkan kembali BUMDes yang baru saja dihidupkan lagi melalui Dana Desa. Dana Desa ke depan harus diarahkan untuk mengembangkan SDM Indonesia, melalui komunitas dan BLK," ungkapnya.
Baca juga: Dua Mahasiswi Juara Meracik Koktail di Singapura
Dengan demikian, kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini, SDM Indonesia bisa mengatasi ketertinggalan teknologi dan bisa menciptakan kultur teknologi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jamalul Izza, mengatakan, pemerintah perlu secara serius mempersiapkan SDM berkualitas dengan meningkatkan pelatihan-pelatihan di bidang teknologi.
"Perlu adanya pelatihan peningkatan SDM. Karena kalau bicara industri 4.0 cukup banyak dan luas. Maka pemerintah harus mempersiapkan pelatihan industri," kata Izza.
Ia mengusulkan agar pelatihan tidak saja di SMK, tapi juga di berbagai lembaga atau komunitas yang dapat diikuti para generasi muda sebagai objek utama dari revolusi industri 4.0.
"Perlu ada pelatihan supaya SDM kita punya sertifikat sehingga tak kalah dengan negara lain. Dan, bagaimana sertifikat kita bisa berlaku secara internasional. Jangan sampai kita jadi budak di negara kita sendiri. Lalu yang kita pakai orang dari luar," pungkas dia. (OL-1)
DI negeri ini, waktu tampak sedang berbaik hati.
BONUS demografi (dominannya jumlah penduduk produktif) di negeri ini sudah menjadi isu lokal dan nasional.
Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar mengatakan perlu persiapan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dalam bonus demografi ini memiliki generasi muda produktif yang lebih banyak.
Adanya bonus demografi ini perlu ditopang dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sebagai pilar utama pembangunan nasional.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) tahun ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk diantisipasi dan ditanggulangi.
Segala potensi yang dimiliki bangsa ini jika diatur dengan baik akan menghasilkan daya dorong yang besar menuju Indonesia yang maju dan mandiri.
Indonesia memiliki 21 balai latihan kerja (BLK) pemerintah di bawah pembinaan langsung Kementerian Ketenagakerjaan atau Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) yang tersebar di 13 provinsi.
Program ini bertujuan mencerdaskan putra-putri Sula agar ke depan tidak ada lagi anak yang putus sekolah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), menggelar sertifikasi terhadap para pekerja pemasang (aplikator) rangka baja ringan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved