Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Lembaga Visi Indonesia-Kemenag Ajak Masyarakat Lawan Radikalisme

Mediaindonesia.com
09/7/2019 21:58
Lembaga Visi Indonesia-Kemenag Ajak Masyarakat Lawan Radikalisme
Workshop Lembaga Visi Indonesia-Kemenag di Sumedang(Dok. Lembaga Visi Indonesia)

MEREBAKNYA paham radikal di kalangan masyarakat, khususnya kalangan terdidik memicu keprihatinan banyak kalangan.

Lembaga Visi Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi persoalan ini. lewat workshop dengan tema “Menangkal Radikalisme Melalui Penguatan Kapasitas Dakwah Damai di Masyarakat”.

Kegiatan berlangsung selama dua hari dari 7-8 Juli 2019  di Hotel Asri, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Ketua panita Muhammad khotim mengatakan, kegiatan itu sudah diagendakan sejak lama sebagai bentuk keprihatinan serta keinginan mencari solusi bersama terhadap maraknya penyebaran paham radikal.

"Paham radikal tidak saja mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, tapi juga merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,” tutur dia.

Inspektur Wilayah III Inspektorat Jenderal Kemenag Hilmi Muhammadiyah mengatakan, radikalisme di Indonesia terus menggelinding bak bola salju. Keberadaannya menggerus rasa nasionalisme, persatuan dan kesatuan, serta menimbulkan keresahaan di masyarakat.

Baca juga : Kampus UIN Jakarta dan Bandung Paling Konservatif dalam Beragama

“Paham radikalisme nyata di depan kita. Agar tidak terus meluas seluruh elemen masyarakat harus dioptimalkan membendung paham ini.  Jangan sampai kita abai dan justru kecolongan. Bahkan radikalisme ini justru banyak menjangkiti kalangan terdidik,” terangnya.

Data hasil  riset MataAir Foundation yang dipaparkan Muhammad Adul Idris menunjukkan, paham radikalisme tidak saja menyentuh kalangan masyarakat umum, tapi juga  kalangan terdidik.

Yang menjadi catatan, menurut dia, selama ini sudah banyak orang yang berbicara soal radikalisme tapi jarang sekali yang berbicara tentang solusi.

Idris berharap fakta yang ditampilkan hasil riset tentang masifnya gerakan radikal harus benar-benar dicari solusinya.

“Selama ini sudah sangat cukup dan melimpah tentang riset radikalisme yang meresahkan sekaligus mengancam tatanan kehidupan bernegara di Indonesia. Saya kira harus selangkah lebih maju, yakni tidak sekadar memaparkan hasil keresahan atas radikalisme namun segera menemukan formula solusinya. Biar keresahan atas hasil riset segera mungkin terjawab solusinya," ujarnya

Sementara itu, Abdullah Mas’ud dari NU CARE mencoba melihat dari perspektif yang berbeda. Menurutnya, radikalisme bisa ditimbulkan berbagai macam faktor.

Untuk itu, dua hal yang bisa ditawarkan adalah penguatan dakwah damai di masyarakat serta penguatan ekonomi.

“Cara-cara dakwah damai di masyarakat harus diperbanyak. Jangan sampai menggunakan cara-cara dakwah yang menimbulkan ketakutan dan kekerasan. Pendekatan sopan santun dan lembut harus dikedepankan. Kemudian, penting rasanya gerakan pemberdayaan ekonomi umat. Insya Allah kalau faktor ekonomi ini sudah teratasi tidak akan ada lagi gerakan radikal maupun paham radikal,” paparnya.

Menutup acara workshop, Mas’ud memutarkan beberapa video yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang harmonis serta kegiatan pemberdayaan ekonomi yang bisa menjadi salah satu solusi menangkal gerakan radikal. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik