Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
TEPAT pukul 09.00 waktu Arab Saudi, jemaah haji kloter pertama dari Embarkasi Surabaya (SUB 1) tiba dengan selamat di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, kemarin. Keharuan menguar dari para jemaah. Mereka pun semringah ketika mendapat sambutan yang meriah di bandara.
Kloter yang berisikan 449 orang jemaah haji asal Magetan ini tiba lebih awal dari jadwal semestinya, yakni pukul 10.00 waktu Madinah.
Kedatangan jemaah haji perdana asal Indonesia itu disambut Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, Kepala Daerah Kerja Bandara Arsyad Hidayat, dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PIH) Arab Saudi lainnya.
Agus Maftuh mengatakan selamat datang kepada jemaah haji. Dia bersama petugas haji ialah pelayan jemaah. "Jangan sungkan untuk meminta bantuan karena kami ialah pelayanan panjenengan. Melayani jemaah haji ialah kehormatan untuk kami," katanya.
Dari hasil pantauan tim Media Center Haji (MCH), proses kedatangan jemaah haji berlangsung cukup cepat karena jemaah tidak perlu menunggu koper bagasi. Seusai upacara penyambutan, mereka langsung diarahkan ke paviliun untuk menunggu bus yang akan mengantarkan jemaah ke hotel.
Dari 449 jemaah asal Magetan, 2 di antaranya memakai tongkat dan 8 orang lainnya menggunakan kursi roda. Jemaah tertua ialah Sukinah Djokarto, 93, dari Kloter I Embarkasi SUB 01.
Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat mengatakan pihaknya menyiagakan 155 petugas, yakni 80 petugas yang diberangkatkan dari Jakarta, 55 orang dari tenaga musiman, dan tim mobile sebanyak 20 orang. "Alhamdulillah perjalanannya nyaman, saya tidak merasakan lelah," kata jemaah haji asal Magetan, Siti Maesaroh, 57, setiba di Tanah Suci.
Total jemaah haji yang tiba Bandara AMMA Madinah sebanyak 1.800 orang. Selain jemaah dari embarkasi SUB 1, juga tiba jemaah dari Embarkasi Batam (BTH 1 dan BTH 2) pada gelombang pertama ini.
Pengawasan
Jumlah jemaah haji Indonesia pada 2019 semula 221 ribu orang. Namun, belakangan pemerintah Kerajaan Arab Saudi memberikan tambahan kuota 10 ribu orang. Alhasil, total jemaah haji 231 ribu orang.
Penambahan kuota jemaah haji tentu angin segar. Namun, sejumlah perbaikan harus dilakukan. Komisi VIII DPR RI meminta Kemenag memperhatikan pelayanan dan akomodasi bagi para jemaah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mujahid mengatakan fasilitas di Armina harus dicek kembali. Pasalnya, kata dia, para mitra Arab Saudi seringkali lalai dalam memenuhi kontrak. "Sering kapasitas tenda tidak sesuai dengan jumlah jemaah sehingga mereka harus bertumpuk," ujar Sodik ketika dihubungi, Jumat (5/7).
Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Ramadhan Harisman mengakui pelayanan di Mina harus diperbaiki.
Karena adanya penambahan kuota, pihaknya menawarkan jemaah untuk kembali ke hotel yang disiapkan di sekitar tempat melontar jamrah di Jamarat. Hal itu dilakukan karena penambahan tenda tidak memungkinkan dilakukan. "Ada opsi untuk tinggal di sekitar Jamarat," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pemerintah juga menambah peturasan. "Jadi untuk keperluan buang air kecil tidak mesti masuk ke kamar mandi," ucapnya. Pemerintah, kata Ramadhan, berupaya memastikan penyelenggaraan ibadah haji 2019 berjalan baik.
Terkait dengan penambahan kuota, Kepala Seksi Urusan Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Cianjur, Tavip Supriyadi, mengatakan kuota jemaahnya tahun ini bertambah 11 orang." (Ind/HS/YH/BB/X-4)
KEMENTERIAN Agama menggelar rapat kerja nasional evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019 M, di Jakarta, 8 - 10 Oktober
Ketiga jemaah haji itu diperbolehkan pulang atas rekomendasi Medif (Medical Informatian Form) dan dinilai layak terbang
KEBERHASILAN sistem penempatan jemaah haji yang diterapkan pada penyelenggaraan haji 2019 menjadi alasan pemerintah untuk mempertahankan sistem tersebut pada penyelenggaraan haji
“Kemenag akan melakukan pertemuan dengan kementerian terkait, seperti kemenlu, kemenaker, kementerian pariwisata, imigrasi, untuk membuat regulasi."
Jemaah haji Indonesia yang terakhir mendapatkan Eyab, sesuai data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah embarkasi SUB (Surabaya) 84, SUB 85 serta Jakarta (JKG) 65.
"Setiap tahun pelaksanaan ibadah haji akan ada petugas-petugas yang ditunjuk pemerintah untuk membadalkan jemaah yang meninggal dunia," kata Khalillurrahman di Madinah, Selasa, (9/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved