Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Mahasiswa UB Kembangkan Inovasi Pendeteksi dan Penyaring CO2

Bagus Suryo
01/7/2019 20:10
Mahasiswa UB Kembangkan Inovasi Pendeteksi dan Penyaring CO2
Alat Pendeteksi dan Penyaring Karbon Dioksida Ramah Lingkungan.(MI/Bagus Suryo)

MAHASISWA Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, mengembangkan inovasi pendeteksi tingkat karbon dioksida (CO2). Alat itu sekaligus memiliki fungsi membersihkan udara ketika karbon dioksida di atas ambang batas.

Inovasi ramah lingkungan itu bernama Air Pollution Information System Integrated with Air Filtering, Internet of Things, and Renewable Energy (API-SIWA).

"Dengan adanya temuan ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah polusi udara, mencegah perubahan iklim global, serta meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat," tegas anggota tim API-SIWA, I Wayan Angga Jayadiyuda, Senin (1/7).

Ia menjelaskan cara kerja alat berfungsi memantau kondisi tingkat CO2 di lingkungan sekitar secara real time. Saat kadar karbon dioksida yang dideteksi melebihi 600 ppm (batas normal kadar CO2 di lingkungan), maka relai akan dihidupkan untuk menghirup udara.

"Kemudian, saat itulah proses filtering terjadi dan kipas penghisap akan menangkap gas CO2, sehingga gas yang tersisa untuk dihembuskan hanyalah oksigen saja," katanya.


Baca juga: KLHK Kantongi Identitas Pemburu Macan Dahan


Keberadaan inovasi tersebut memiliki fungsi ganda, yaitu memonitoring kadar CO2 dan mampu melakukan proses filtrasi untuk mengurangi tingkat CO2 termasuk dirancang untuk memberikan informasi tentang dampak kesehatan melalui aplikasi Android.

Mahasiswa Fakultas Teknik kampus setempat mengembangkan inovasi tersebut bersama mahasiswa lainnya, yakni Muhammad Khuzain, Hafidh Hidayat, Naila El Arisie dan Allysa Apsarini Shahfah.

Mereka membuat terobosan lantaran Indonesia menempati urutan ke-4 di Asia sebagai negara penyumbang emisi gas CO2 terbesar. Berdasarkan riset, diperkirakan pada tahun 2030, emisi total gas rumah kaca di Indonesia mencapai angka 1.563 juta ton CO2.

Di sisi lain, letak Indonesia sangat strategis di garis khatulistiwa memiliki potensi energi surya melimpah. Karena itu mereka memanfaatkan peluang yang besar itu menjadi energi listrik yang ramah lingkungan. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya