Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEMENTERIAN Sosial menyalurkan santunan ahli waris dan jaminan hidup untuk korban tsunami Selat Sunda senilai Rp4,096 miliar.
Bantuan disalurkan di dua tempat yakni di Pandeglang senilai Rp1,755 miliar dan di Lampung Selatan Rp2,341 miliar.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan kawasan terdampak tsunami Selat Sunda sudah masuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo, kata Mensos, Kementerian Sosial bertugas melakukan rehabilitasi sosial yang di dalamnya termasuk memberikan perlindungan dan pemulihan sosial.
"Salah satu wujudnya yaitu memberikan perhatian terhadap korban yang meninggal dalam bentuk santunan ahli waris dan jaminan hidup,” kata Agus, Kamis (27/6)
Mewakili Mensos, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat didampingi Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Margowiyono hadir di dua lokasi tersebut menyerahkan secara langsung santunan kepada ahli waris dan korban di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pandeglang, Rabu (26/6).
Baca juga: Tsunami Selat Sunda Turunkan Tingkat Okupansi Hotel di Banten
Harry menyatakan, musibah yang terjadi pada 22 Desember yang lalu menjadi bagian dari muhasabah diri kita sendiri dan juga bagi korban yang dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
“Semoga korban meninggal dalam keadaan husnul khotimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan,” kata Harry Hikmat.
Sesuai dengan arahan Mensos, bantuan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi beban penderitaan atau memberikan tambahan dukungan finansial untuk kebutuhan-kebutuhan dasar maupun kebutuhan lain ketika masa tanggap darurat atau bahkan transisi darurat sudah selesai.
Pemerintah menyalurkan bantuan agar tepat sasaran sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Pemerintah juga mengapresiasi kesabaran korban tsunami dalam menunggu cairnya bantuan.
“Bantuan sosial wajib disalurkan dengan tepat sasaran.Penetapannya sedikit rumit karena memerlukan verifikasi dengan seksama, sehingga mungkin sedikit rumit dalam penetapannya,” kata Harry Hikmat.
Verifikasi penyaluran bantuan sosial dilakukan oleh tim dari Kemensos, tim dinas sosial provinsi dan kabupaten beserta jajaran pemerintah daerah.
Bahkan, berikutnya, masih ada lapis kedua yakni verifikasi oleh pihak bank dengan mencocokkannya dengan data dari dinas kependudukan dan catatan sipil.
"Itulah yang membuat penyaluran memakan waktu yang cukup panjang, apalagi untuk korban tsunami,” jelas Harry.
Dalam penyaluran bantuan ahli waris dan jaminan hidup di Kabupaten Lampung Selatan, mewakili Mensos, Dirjen Linjamsos Harry Hikmat bersama Bupati Pandeglang Irna Narulita menyalurkan bantuan langsung kepada ahli waris.
Sebanyak 117 jiwa mendapatkan santunan ahli waris dengan total bantuan sebesar Rp1.755.000.000. Santunan disalurkan secara non tunai melalui Bank BRI.
Irna menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Sosial yang selalu mencurahkan perhatian kepada korban tsunami Selat Sunda, khususnya warga Pandeglang.
Salah satu ahli waris penerima bantuan bernama Ninin dari Kampung Ketapang, Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur merasa terharu ketika menerima bantuan yang disampaikan secara simbolis itu.
"Dapat bantuan berupa uang nilainya Rp15 juta. Udah saya terima, udah ada uangnya,” katanya.
Ninin menerima bantuan setelah ayahnya lenyap disapu tsunami.
"Yang meninggal bapak saya. Kejadiannya, hari Sabtu bapak ke laut, biasa berangkat pas malam Sabtunya ga balik lagi, hilang pas di laut,” katanya sambil mengusap air mata.
Rabu (26/6) pagi, Dirjen Linjamsos juga menyerahkan bantuan di Kabupaten Lampung Selatan senilai Rp2.341.800.000. Bantuan terdiri dari Jaminan Hidup untuk 1.178 jiwa sebesar Rp10.000/hari/jiwa selama 60 hari sebesar Rp706.800.000. Kemudian santunan ahli waris untuk 109 jiwa masing-masing Rp15.000.000,- sehingga totalnya senilai Rp1.635.000.000.
Penyerahan bantuan dilaksanakan di Aula Sebuku Rumah Dinas Bupati Lampung Selatan yang dihadiri Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Drs. Sumarju Saeni, M. Sc., Dandim Letkol. Czi Komara, Kapolres Lampung Selatan AKBP. M. Syarhan, Kepala BPBD I Ktut Sukerta, serta LO. BNPB Letkol Hadi.
Nanang Ermanto menyatakan, santunan seluruhnya berjumlah 122 orang, dan telah disampaikan sebanyak 13 orang. Yang diberikan secara simbolis oleh Menteri Sosial pada saat berkunjung ke lokasi terdampak bencana tsunami sebanyak 4 orang dan 9 orang diserahkan di lokasi pengungsian tenis indoor Kalianda.
Nanang juga mengharapkan bantuan yang diterima agar dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif.
"Kepada saudara-saudara penerima bantuan, saya berharap bantuan dipergunakan dengan sebaik-baiknya, dibelanjakan untuk hal-hal yang sangat mendesak, dan akan sangat bermanfaat lagi apabila bantuan yang diterima tersebut dipergunakan untuk dana stimulan usaha, sehingga saudara-saudara akan dapat lebih mandiri,” ia berharap. (OL-2)
Masyarakat diharapkan mengecek status masing-masing secara berkala melalui website atau aplikasi milik kemensos yang resmi agar informasi akurat dan terpercaya.
Masyarakat diharapkan mengecek status masing-masing secara berkala.
Kemensos mulai melakukan finalisasi pembukaan Sekolah Rakyat, program pendidikan khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)
Kondisi tempat tinggal orangtua siswa sekolah rakyat juga menjadi perhatian serius pemerintah.
Kepala Sentra Paramita Mataram Arif Rohman berharap program ini dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mencegah terputusnya kesempatan bersekolah di kalangan keluarga miskin ekstrem.
Gus Ipul menambahkan, saat ini sudah ada sejumlah lokasi yang sudah disurvei oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved