Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Menenun Didorong Jadi Ekskul di Sekolah

. (Ind/Wan/H-3)
28/3/2019 06:20
 Menenun Didorong Jadi Ekskul di Sekolah
Menenun Kain(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

PEMERINTAH mendorong sekolah untuk menjadikan aktivitas menenun sebagai salah satu pilihan ekstrakurikuler (ekskul) agar makin dikenal oleh generasi muda. Tanpa adanya perhatian dari kaum muda sebagai penerus, kain sebagai warisan budaya tak benda akan punah.

"Dengan cara mengenal wastra Indonesia lebih baik melalui muatan lokal dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, generasi muda akan lebih menghargai warisan leluhur sehingga mereka ikut melestarikan dan terus mengembangkan dengan kreativitas baru," ujar Direktur Sejarah Kemendikbud Triana Wulandari seusai pembukaan acara Indonesia Fashion Week (IFW) 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, hal itu juga sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ada 10 objek pemajuan kebudayaan yang harus terus menjadi prioritas pelestarian, pengembangan, perlindungan, pemanfaatan, dan pembinaan. Salah satu objeknya ialah kain Nusantara sebagai bagian dari kebudayaan.

Selama ini, keragaman kain tradisional Indonesia tersohor hingga ke luar negeri bahkan kerap menjadi salah satu alat diplomasi berbasis budaya, seperti yang dilakukan para desainer Tanah Air. Mereka menelurkan karya-karya terbaiknya lewat material kain tradisional Indonesia, seperti batik, songket, tenun ikat, dan ulos.

Hal yang sama dilakukan sejumlah desainer pada ajang IFW 2019 yang menitikberatkan budaya dari Kalimantan yang menjadi inspirasi budaya. "Saya berharap anak-anak muda tidak hanya memahami kain sebagai fungsi dan estetika, tapi juga harus bangga menjadi identitas bangsa dengan memahami proses pembuatanya, makna di balik motif dan material kain," sebut Triana.

Ketua Umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono menyebutkan ada alasan tersendiri mengapa budaya Kalimantan diangkat sebagai tema besar IFW 2019.

"Sebagian budaya dan suku-suku Kalimantan merupakan hasil adaptasi, akulturasi, dan asimilasi unsur budaya dari suku yang menempati Kalimantan, seperti sarung samarinda, sarung tenun pagatan, benang bintik, dan kain sasirangan," jelas Poppy Dharsono. (Ind/Wan/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya