Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Bahaya Polusi Jakarta bagi Ibu Hamil

M. Iqbal Al Machmudi
11/3/2019 14:00
Bahaya Polusi Jakarta bagi Ibu Hamil
(THINKSTOCK)

POLUSI udara bisa mengancam kesehatan warga Jakarta hingga menurunkan produktivitas bekerja. Tak hanya itu, ada bahaya lain yang mengintai ibu hamil akibat polusi udara tersebut mulai dari menghambat tumbuh kembang janin hingga abortus.

Jakarta, menempati peringkat 1 dengan PM 2.5 terburuk se-Asia Tenggara. Data Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) pada tahun lalu, kualitas udara di Jakarta dengan polusi PM 2,5 adalah 34,2 ug/m3.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara baku mutu PM 2.5 tahunan adalah 15 ug/m3. Artinya, data tersebut melebihi dua kali lipat dari baku mutu yang sudah di tetapkan oleh KLHK. Partikel polusi PM 2.5 berbentuk sangat kecil sehingga mudah terhirup oleh manusia dan akan mengalami penyakit pernapasan.

Dokter Balai Paru Masyarakat, Ariani, mengatakan ibu hamil di semester pertama dan kedua disarankan untuk lebih memperhatikan janin. Karena, dalam periode tersebut sedang masa pembentukan janin.

"Polutan yang dihirup oleh ibu tersebut bisa masuk ke janin dan menyebabkan paru-paru janin menjadi lemah," kata Ariani di Jakarta, Senin (11/3).

Ia melanjutkan ibu yang banyak menghirup polutan pada kelahiran janin akan mengalami asfiksia, yakni bayi tidak langsung menangis di menit pertama ketika lahir.

"Kalau kondisi janinnya kurang baik, pembentukan janinnya kurang sempurna, itu dari ibunya kurang bagus. Bagi ibu hamil disarankan harus tenang, gizi yang baik, sehat, lingkungan yang baik karena pengaruh kepada pembentukan janin," imbuhnya.

Baca juga: Mayoritas Kota dengan Tingkat Polusi Udara Terparah Ada di India

Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Ade Imasanti Sapardan, mengatakan polusi tersebut berbentuk partikel yang sangat kecil yang dapat dihirup oleh manusia. Partikel PM 2.5 ini langsung menuju ke paru-paru dan bisa menyebabkan penyakit paru, asma, dan gangguan pernapasan.

Warga Jakarta pun banyak yang kerap mengeluh batuk dan sesak napas secara tiba-tiba. Hal tersebut bisa disebabkan oleh polusi udara di Jakarta.

"Orang yang berdomisili di Jakarta atau kota dengan polusi tinggi cenderung lebih memiliki dinding jantung yang lebih tebal. Ini merupakan indikasi awal orang yang akan mengalami gagal jantung karena menghirup polutan berlebihan," ujar Ade Imasanti.

Solusi sederhana untuk mengurangi konsumsi polutan, dengan menggunakan masker, menggunakan moda transportasi umum dan hidup sehat. Warga Jakarta bisa menggunakan masker N95 saat berada di luar ruangan untuk memfilter polusi PM 2.5 hampir 90%.

Sedangkan di dalam ruangan, bisa menggunakan air purifier untuk menjernihkan udara karena udara luar ruang dengan PM 2.5 dapat masuk ke dalam.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik