Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KEMENTERIAN Sosial mengerahkan anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mengenalkan mitigasi bencana kepada pelajar tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas serta melatih mereka menghadapi bencana.
"Para relawan Tagana mengenalkan jenis bencana, strategi kesiapsiagaan, mitigasi, pelatihan pertolongan pertama, layanan psikososial dan simulasi menghadapi bencana kepada para pelajar," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Sabtu (16/2).
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pengetahuan pelajar mengenai bencana dan kesiapsiagaan mereka mengantisipasi dampaknya, pada Jumat (15/2) sebanyak 50 anggota Tagana berpengalaman menyampaikan pengetahuan mengenai mitigasi bencana kepada 5.500 pelajar di 55 sekolah di delapan kecamatan paling rawan bencana di Pandeglang, Banten, serta melatih mereka menghadapi kejadian bencana.
Selama kegiatan itu para anggota Tagana antara lain membekali murid-murid tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah di Pandeglang dengan pengetahuan mengenai tanda petunjuk jalur evakuasi, pengenalan simbol bahaya serta pengorganisasian penanggulangan bencana di satuan pendidikan.
Baca juga: Pemerintahan Saat Ini Semakin Baik Urus Hutan dan Lingkungan
"Pengenalan bencana pada siswa karena anak-anak yang paling berisiko menjadi korban saat bencana melanda," kata Harry.
Pemerintah berharap program Tagana Masuk Sekolah (TMS) bisa meningkatkan pemahaman murid mengenai pengorganisasian penanganan dampak bencana dan evakuasi saat terjadi bencana.
"Sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi siswa dalam pemulihan trauma atau siswa merasa terlindungi jika sekolah juga punya pengalaman dalam pengorganisasian kesiapsiagaan bencana," ujar Harry.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang Tati Suwagiharti berharap TMS membuat para murid semakin memahami risiko bencana di daerahnya serta siaga mengantisipasinya.
"TMS ini merupakan hal yang baru bagi kami dan ini sangat penting mengenalkan serta menularkan soal kesiapsiagaan bencana pada siswa," kata Tati. (OL-2)
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
THE principal’s role is not a career promotion from teaching, but a fundamentally different responsibility requiring leadership of the whole system (Michael Fullan, 2014).
DI tengah gempuran rutinitas dan tuntutan administratif yang tak kunjung surut, dunia pendidikan kerap kali kehilangan nyawanya: kesadaran penuh dalam proses mendidik.
WAKIL Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq mengatakan bahwa kemajuan teknologi menjadi hal yang tak terelakkan di dunia saat ini, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.
PGRI juga mendorong reformasi sistem penerimaan murid baru yang berbasis pemerataan mutu sekolah, bukan semata redistribusi siswa.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved