Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
SETELAH cukup lama absen dari industri musik, penyanyi Audy kini kembali dengan single terbarunya bertajuk Akhir Kisah Kita. Lagu ini merupakan ciptaan Dea Bamba dan Yai Item yang pernah dipopulerkan oleh band Goodtimes. Akhir Kisah Kita dirilis di bawah naungan Allodya Music yang menjadi label musik Audy bersama Uwais Entertainment.
Akhir Kisah Kita bercerita tentang pahitnya perpisahan yang tidak disertai penjelasan. Lagu ini menggambarkan perasaan terpuruk seseorang yang ditinggalkan oleh pasangannya. Meski berat, ia harus menerima kenyataan dengan lapang dada dan mencoba move on dari mimpi-mimpi bersama yang telah hancur. Dengan genre pop yang kuat, Audy berharap lagu ini bisa menyentuh hati para pendengarnya.
Proses rekaman single ini memakan waktu sekitar empat bulan, mulai dari workshop hingga menjadi master. Audy mengaku melibatkan banyak pihak yang ahli di bidangnya, termasuk Irvnat sebagai vocal director.
“Lagu ini saya pilih karena cocok sekali dengan karakter suara saya. Lagu ini juga diaransemen ulang oleh Ray Prasetya dengan tambahan sentuhan gitar dari Yai Item, sehingga memberikan warna baru yang lebih personal,” ujar Audy saat wawancara di Midaz Senayan Golf, Jakarta, Jumat, (28/2).
Setelah cukup lama tidak merilis karya baru, Audy mengaku rasa rindunya untuk kembali menghibur para penikmat musik Indonesia menjadi pemicu utamanya. “Saya kangen banget dengan suasana berkarya di studio, bertemu para musisi, dan tentunya menyampaikan sesuatu lewat lagu untuk para penggemar,” ungkapnya.
Tidak hanya lagu, Audy juga telah menyelesaikan video klip dengan konsep film pendek. Dalam pembuatan video klip yang disutradarai oleh Yudha Mancha Prakarsa ini, Audy dibantu oleh Uwais Team dan Uwais Entertainment. Hal ini makin menegaskan kerja sama dan kedekatan Audy dengan suaminya, Iko Uwais, di luar urusan rumah tangga.
Bagi Audy, lagu ini bukan hanya sekadar comeback. Ia berharap Akhir Kisah Kita bisa diterima oleh masyarakat luas, menghibur para pendengar, dan mengobati kerinduan para penggemarnya. Saat ditanya tentang masa depannya di industri musik, Audy memberikan jawaban optimistis.
“Insyaallah selama masih diberikan kesempatan, saya akan terus berkarya di dunia musik. Saya ingin menunjukkan bahwa musik adalah bagian dari hidup saya,” ujarnya. Bahkan, ia mengisyaratkan bahwa proyek-proyek baru, termasuk single atau album, mungkin akan segera menyusul. (M-3)
Menyajikan perpaduan multigenre yang mencakup pop, R&B, dan alternatif khas Devin, EP Blue Skies dari Devin Kennedy hadir dengan focus track All Because I Love Someone.
Mengusung sound dengan bass drop khas dubstep, Ciko mengaku banyak terinspirasi dari genre yang ia geluti dahulu yakni post-hardcore dan death metal.
Bernuansa dream-pop dan shoegaze, Shed dari Shye membahas tentang kesedihan masa lalu yang tidak bisa kita ubah.
Moxide terinspirasi oleh legenda Nu Metal seperti Slipknot, Korn, Deftones, Mudvayne, Rage Against the Machine, Mudvayne, Limp Bizkit dan Sevendust.
Didirikan pada 1 Januari 2006, Disco Ethnic dikenal sebagai pengusung musik neo ethnic—perpaduan instrumen tradisi Jawa Barat dengan musik modern yang dikemas kontemporer.
Soulvibe menyampaikan bahwa Melewatkanmu bercerita tentang penyesalan karena melewatkan kesempatan mengungkapkan perasaan.
Akhir Kisah Kita milik Audy bercerita tentang pahitnya perpisahan yang tidak disertai penjelasan. Lagu ini menggambarkan perasaan terpuruk seseorang yang ditinggalkan oleh pasangannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved