Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MAR adalah sebuah musikal yang penuh perasaan dan kuat, mengisahkan cinta, pengorbanan, dan ketahanan yang terjalin dalam salah satu momen sejarah paling menentukan di Indonesia.
Melalui kenangan hidup Nin, penonton dibawa kembali ke masa mudanya, di mana sebuah romansa tak terlupakan berkembang antara Mar, seorang prajurit yang berani dan setia, dan Aryati, seorang perawat yang penuh kasih dan penuh tekad kuat. Dalam konteks perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan tragedi Bandung Lautan Api, cinta mereka diuji oleh realitas perang dan tugas yang tak tergoyahkan.
Kisah ini tidak hanya merayakan hubungan mereka, tetapi juga menyoroti semangat abadi orang-orang yang mengorbankan segalanya demi kebebasan.
Musikal ini adalah penghormatan terhadap karya-karya ikonik Ismail Marzuki, dihidupkan kembali dengan aransemen musik yang berani dan terinspirasi.
Di bawah arahan Dian HP, yang berperan sebagai direktur musik, komposer, pengatur vokal, dan penulis naskah, komposisi abadi Marzuki diinterpretasikan ulang dengan pengaruh jazz yang riang dinamis, mengingatkan pada era Glen Miller, sehingga menangkap semangat zaman Bandung Lautan Api dengan sempurna.
Pergelaran musikal Mar persembahan produksi ke-13 ArtSwara ini akan dipertunjukkan pada 26-28 Februari 2025 di Ciputra Artpreneur, Ciputra World Jakarta.
Sejumlah aktor musikal kenamaan akan tampil di Mar termasuk Gabriel Harvianto yang berperan sebagai Mar dan Galabby Thahira sebagai Aryati, serta sejumlah aktor dan aktris pendukung antara lain Taufan Purbo Kusumo, Ni Made Ayu Vania Aurellia, Bima Zeno Pooroe dan Witrie.
Pendekatan artistik dalam pertunjukan Mar dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan pengalaman yang surreal dan imersif, memungkinkan penonton untuk terlibat dengan musik Marzuki dalam bentuk teater yang terasa inovatif dan emosional.
Cerita ini diperkaya oleh ide orisinal Maera Panigoro dan ditulis oleh Titien Watimena serta disutradarai oleh Wawan Sofwan, menjadikan Mar sebagai perayaan kuat terhadap warisan budaya dan sejarah Indonesia.
“ArtSwara mempersembahkan Mar tidak hanya sebagai penghormatan kepada sang jenius Ismail Marzuki tetapi juga sebagai eksplorasi terobosan dalam dunia teater musikal. Dengan memperkenalkan kembali karya-karya Marzuki melalui narasi baru yang segar dan inovatif, produksi ini memastikan warisannya tetap relevan bagi audiens yang lebih luas. Lebih dari sekadar pertunjukan, Mar adalah undangan untuk menyaksikan keindahan cinta, kekuatan pengorbanan, dan dampak abadi musik yang menjembatani generasi,” ungkap Executive Producer ArtSwara, Maera Panigoro dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (11/1).
Sementara itu, Produser Mar, Narindra Kukila menjelaskan bahwa pertunjukan musikal adalah suatu bentuk seni pertunjukan yang menggabungkan elemen musik, akting, dan tari untuk menyampaikan cerita atau tema tertentu.
Dalam konteks ini, pertunjukan musikal sering kali melibatkan penyanyi dan penari yang berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman yang menghibur dan emosional bagi penonton.
Pertunjukan musikal disajikan dalam sejumlah format seperti Drama Musikal yang menggabungkan elemen teater dengan musik dan tari, biasanya memiliki alur cerita yang kuat, seperti Mar yang akan dipertunjukkan Februari mendatang.
“Pertunjukan musikal merupakan bentuk seni yang kaya akan ekspresi, menggabungkan berbagai elemen untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi penonton. Melalui kombinasi musik, akting, dan tari, ArtSwara mencoba menghadirkan pertunjukan yang tidak hanya menghibur tetapi juga dapat menyampaikan pesan-pesan emosional dan sosial yang relevan. Produksi ini menghidupkan kembali warisan Marzuki, memungkinkan karyanya untuk terus hidup dan terhubung dengan penonton dengan cara yang menggerakkan hati dan abadi,” tutup Narindra Kukila. (H-2)
BARU-BARU ini viral lagu berjudul Helo Kuala Lumpur yang diunggah oleh akun Youtube Lagu Kanak TV asal Malaysia yang mirip dengan lagu Halo-Halo Bandung karya Ismail Marzuki.
Merayakan bulan kemerdekaan RI, serial monolog yang telah dipentaskan di panggung itu mengudara di kanal daring.
Dalam doodle pada hari ini, Rabu (10/11), Ismail Marzuki ditampilkan sedang bermain biola lengkap dengan gambar not balok.
Mengusung tema Hikayat Nusantara, Pagelaran Sabang Merauke tahun ini akan melibatkan lebih dari 1.500 seniman dan pendukung yang menyajikan kisah-kisah rakyat legendaris Indonesia.
Untukpertama kalinya, musikal Tunggulah Aku di Gunung Parang (TADGP) karya Den Aslam dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya.
Antusiasme publik terhadap pertunjukan musikal Keluarga Cemara pada tahun lalu menjadi alasan kuat di balik keputusan tersebut, dengan lebih dari 30 ribu penonton hadir.
Visinema Studios membagikan kabar adanya rencana adaptasi Jumbo menjadi karya panggung musikal.
Menjadi pengalaman pertamanya dalam dunia musikal, Aulion mengaku memiliki pengalaman yang berkesan dengan para pemeran karena sudah mengikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved