Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBUAH video yang menampilkan sosok ulama ternama, Gus Miftah, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat berbicara dengan seorang pedagang minuman keliling yang membawa dagangannya dengan nampan di kepala.
Hingga pukul 1719 WIB, Selasa (3/12), nama Gus Miftah menduduki trending topic di media sosial X (sebelumnya Twitter).
Video yang beredar menunjukkan Gus Miftah, seorang ulama kondang dan utusan khusus Presiden, melakukan candaan yang dianggap tidak pantas kepada seorang pedagang es teh keliling.
Ucapan tersebut langsung menuai kritik tajam dari sejumlah netizen, yang menganggapnya sebagai bentuk penghinaan terhadap pedagang tersebut.
Tidak sedikit yang menyuarakan rasa simpati kepada pedagang yang dipermalukan di depan kamera, dengan banyak doa yang dipanjatkan agar pedagang tersebut diberikan derajat yang lebih tinggi oleh Allah.
Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi, turut memberikan komentar mengenai kejadian ini.
"Semoga penjual minuman yg digoblok2in penceramah agama itu ditinggikan derajatnya oleh Allah. Beban di atas kepalanya mungkin tak bernilai dibanding harga sendal si penceramah," tulis Islah Bahrawi di akun Twitter-nya.
Ia juga mengingatkan bahwa pedagang tersebut sedang berjuang menafkahi keluarganya.
"Tapi ingat, dia sedang berjihad menafkahi keluarganya! Sungguh Allah adalah seadil-adilnya penilai," tambahnya.
Sementara itu, banyak netizen yang mengekspresikan rasa kecewa dan marah terhadap Gus Miftah.
Salah satu netizen yang menggunakan akun regi_ramdhan* menulis,
"Ga lucu gusss, semisal itu bapa saya, saya kejar anda."
Sementara pengguna akun masa_g* menyatakan, "Orang ini selalu viral, tapi gak pernah ngerasa salah," menyoroti sikap Gus Miftah yang dinilai tidak pernah mengakui kesalahan meskipun sering menjadi sorotan publik.
Kontroversi ini semakin meluas dengan adanya klarifikasi dari sahabat Gus Miftah, Gus Yusuf Chudlori, yang menjelaskan bahwa ucapan Gus Miftah tersebut adalah bagian dari guyonan yang biasa dilakukan dalam komunikasi dengan jamaahnya.
Namun, bagi sebagian netizen, penjelasan tersebut tidak cukup untuk meredakan kekecewaan yang muncul akibat pernyataan Gus Miftah.
Selain kritik yang datang dari berbagai pihak, Gus Miftah juga menerima pujian dari beberapa netizen yang menilai dirinya sebagai ulama yang sering membantu pedagang kecil dan memberi kontribusi positif bagi masyarakat. (Instagram/Twitter/YouTube/Z-10)
Lalu apa yang seharusnya dilakukan agar hal serupa tak terulang oleh siapa pun, terlebih penceramah atau pejabat?
Gus Miftah merasa senang karena disambut baik Anies dan melakukan shalat jamaah bersama sebelum menyampaikan tausiyah.
Pemeluk agama harus menyatakan ajaran agamanya masing-masing adalah benar. Tapi tak boleh menyalahkan agama orang lain.
GUS Miftah dibuat terkesima mendengar kisah sukses mendiang H. Muhammad Tedy Thohir, ayah kandung dari Menteri BUMN Erick Thohir .
GUS Miftah saat ceramah di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa hari lalu, berbicara soal larangan menggunakan speaker saat tadarus Al-Quran di bulan Ramadan.
Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, lahir di Lampung pada 5 Agustus 1981. Ia merupakan seorang ulama, dai, dan pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Jogja.
Baru-baru ini akun resmi Timnas Indonesia ramai jadi perbincangan publik di media sosial, terkait penghapusan logo apparel Mills dalam jersey yang ada di grafis para pemain Timnas Indonesia.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menjadi pusat perhatian media Korea setelah foto editan netizen, menampilkan Shin Tae-yong mengenakan seragam Korpri.
BELASAN orang masih dinyatakan hilang pada Kamis (21/12) setelah gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter menghantam Provinsi Gansu, Tiongkok Barat Laut.
Konflik antara Israel dan Palestina memunculkan respons keras dari netizen di Indonesia, yang segera menyuarakan boikot terhadap brand lokal dan non-lokal yang diduga mendukung Israel.
Kominfo mengapresiasi peluncuran buku berjudul 'Bernalar Sebelum Klik' karya Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Agus Sudibyo
Berawal dari curhatan netizen di salah satu platform media sosial akibat pandemi, Didiet akhirnya memberanikan diri membuat kelas daring bagi para pelaku UMKM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved