Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Buka JAFF ke-19, Film Samsara Tampilkan Eksotisme Bali dalam Layar Hitam-Putih

Ardi Teristi Hardi
01/12/2024 22:04
Buka JAFF ke-19, Film Samsara Tampilkan Eksotisme Bali dalam Layar Hitam-Putih
Salah satu adegan di film Samsara(MI/Ardi Teristi)

FILM Samsara menjadi pembukagelaran JAFF ke-19, Sabtu (30/11) malam, di Empire XXI Yogyakarta. Film yang disutradarai Garin Nugroho ini menampilkan eksotisme budaya Bali dengan latar tahun 1930an.

Film berdurasi 1 jam 20 menit ini bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin (Ario Bayu) yang jatuh cinta pada seorang perempuan dari keluarga kaya Juliet Widyasari Burnet. Sayang, cinta sang laki-laki ditolak oleh orang tua kaya dari wanita yang dicintainya.

Namun, sang lelaki tak tinggal diam. Dia melakukan tawar-menawar dengan Raja Kera dan melakukan ritual sesat guna mendapatkan kekayaan. Hal itu kemudian menjadikan tragedi bagi keluarga tersebut dan lingkungan mereka.

Film yang berkonsep hitam putih ini hanya menyajikan suara musik tanpa dialog ini. Sebelum di JAFF, film Samsara tayang perdana di Esplanade Concert Hall, Singapura, pada 10 Mei 2024.

Walau tanpa dialog dan menampilkan gambar hitam-putih, film ini mampu memikat para penonton lewat gerak tari, sinematografi, dan iringan musik yang disajikan. Film Samsara menjadi film pembuka JAFF19 yang menampilkan total 182 film dari 25 negara Asia Pasifik. JAFF tahun ini mengusung tema “Metanoia”, yang menggambarkan transformasi berkelanjutan sinema Asia dalam mencapai keunggulan di tengah berbagai tantangan global. 

"Kepercayaan, kolaborasi, dan kebersamaan adalah kunci untuk membangun ekosistem film, baik di Indonesia, Asia, bahkan di dunia," ucap Garin Nugroho, Founder JAFF saat pembukaan JAFF ke-19.

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon pun mengapresiasi pencapaian insan perfilman Indonesia di kancah global sebagai bukti Indonesia adalah salah satu pusat kreativitas yang unggul di Asia. Pemerintah akan terus berkomitmen untuk turut mendukung pertumbuhan industri film.

“Kami juga akan berupaya mendukung distribusi karya-karya ini ke pasar global,” janji Fadli Zon. 

Dirinya pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memperkuat ekosistem perfilman sebagai medium untuk menyuarakan pesan-pesan universal, memperkenalkan budaya Indonesia, serta menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang dan penggerak perubahan. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya