Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
NICHOLAS Saputra dulunya anak tongkrongan juga. Hal itu diakui aktor yang akrab disapa Nico itu saat menjadi pengisi acara #GenerasiCampus Roadshow di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (10/9).
Bagi Nico, momen ketika menjadi mahasiswa adalah pengalaman yang sangat bernilai. Dari sana, dia mendapatkan banyak ilmu, kenalan, dan ruang untuk berdiskusi dan bertukar pikiran.
“Ilmu-ilmu yang paling menyenangkan, yang paling banyak teringat sampai sekarang itu, saya dapatkan di kantin, bukan di kelas. Menurut saya, nongkrong di kantin itu betul-betul membuat kita merasa jadi mahasiswa,” kenang Nico.
Baca juga : Masuki Perkuliahan, Mahasiswa Perlu Dibekali Pencegahan Kekerasan Seksual dan Narkoba
“Karena kita saling sharing dengan banyak orang, dengan sumber ilmu yang mirip-mirip, melakukan banyak kegiatan di luar akademik. Menurut saya, itulah esensi menjadi mahasiswa,” sambungnya.
“Jadi anak kantin ya,” celetuk Dee Lestari yang juga menjadi pembicara di acara tersebut.
Semasa kuliah, Nico memang sangat aktif berkegiatan di luar jadwal akademik. Bagaimana tidak? Bahkan, sebelum menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia program studi Arsitektur sekalipun, Nico telah aktif bergelut di dunia seni peran.
Baca juga : Wapres Minta Kampus Sesuaikan Kurikulum dengan Kebutuhan Industri
Semasa kuliah, Nicholas Saputra membintangi filmnya yang fenomenal bersama Dian Sastrowardoyo, Ada Apa dengan Cinta? (2002). Nico juga menjadi host MTV Indonesia, siaran tahun 90-an yang amat populer di kalangan anak muda pada masanya.
Meski demikian, Nico tidak lantas melupakan tugas utamanya sebagai pembelajar di bidang keilmuan yang dipilihnya sendiri.
“Sambil kuliah, saya sambil main film. Di tengah tahun atau akhir tahun biasanya saya main filmnya, biar enggak ganggu kuliah,” ujar Nico.
Nico memberikan pesan kepada ribuan mahasiswa di acara #GenerasiCampus Roadshow, hal berbeda yang dijalani bersamaan dalam satu waktu, masih bisa ditekuni dengan baik sepanjang kita bisa konsisten dan bertanggung jawab atas apa pun pilihan kita.
#GenerasiCampus Roadshow adalah acara kerja sama Narasi dan Grab. Mengusung judul POV/XYZ: Generasi Bicara Generasi, acara ini bertujuan mengajak generasi muda dan generasi sebelumnya bertukar insight dan saling menggali potensi diri, serta saling memahami dan mendukung. Selain digelar untuk mahasiswa Jogja, acara ini akan segera digelar di Malang, Bandung dan Jakarta, hingga Oktober mendatang. (Z-1)
Penyanyi Dikta mengaku suka memasak sejak masih sekolah.
Saat ini, penyidik Ditres Narkoba Polda Metro Jaya masih melakukan pemeriksaan terhadap Tio secara intensif.
Dari hasil penangkapan tersebut, polisi mengamankan barang bukti berupa ganja dan dan alat hisap sabu atau bong.
Polisi membuka kemungkinan untuk melakukan pengecekan rambut dan darah terhadap aktor Dwi Sasono, 40, tersangka penyalahgunaan narkoba jenis ganja.
Aktor Dwi Sasono, 40, mengajukan rehabilitasi setelah polisi menangkapnya karena kasus penyalahgunaan narkoba. Namun, polisi masih menunggu hasil asesmen yang dilakukan BNN
Aktor Dwi Sasono akhirnya akan menjalani rehabilitasi. Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono setelah pihaknya mendapatkan hasil asesment dari BNNK
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Pancasila dan khilafah tidak bisa hidup berdampingan di Indonesia. Salah satunya harus dikorbankan.
SOSOK Prof Yudian Wahyudi menjadi salah satu lulusan pesantren yang berhasil di dunia akademik. Dari Pesantren Termas di Pacitan, Jawa Timur.
Adapun pada pilkada 2007 dan 2012, partisipasi pemilih mencapai sekitar 65 persen. Sedangkan pilkada 2017 jumlahnya meningkat lebih dari 70%.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan radikalisme tidak boleh dibiarkan tumbuh di lingkungan kampus.
"Saya kira tahun ini dimungkinkan perguruan tinggi dibuka. Saya kira dengan cara terbatas, kapasitasnya terbatas, kemudian jamnya terbatas, kemudian mata kuliahnya terbatas," kata Ariza
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved