Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
GAGASAN tentang 'Bapak' dalam cerita film Indonesia tak ada habisnya untuk digali. Entah berapa banyak judul film bertema Bapak dalam format film pendek dan film industri.
Satu lagi cerita film pendek yang menyoal Bapak sedang dalam tahap produksi berjudul Dear Bapak. Penulis cerita dan sutradara film tersebut adalah Dina Subono, sineas yang juga produser, aktris film dan seorang disc jockey (DJ).
“Tema film pendek Dear Bapak mengangkat bagaimana kasih sayang seorang bapak kepada anaknya. Ada muatan nilai sosial; keluarga, sosial budaya, pendidikan, serta sikap moral,” ujar Dina Subono di Jakarta, Jum'at (28/6).
Baca juga : Rekam Jejak Film Indonesia di Festival Film Cannes
Bagi Dina, film merupakan karya sastra dalam bentuk visual. Lewat gambar, Dina ingin menampilkan berbagai jalinan unsur pengalaman yang menjadi daya gerak yang menghidupkan sisi manusiawi.
“Film ini lahir dari keberagaman konflik kehidupan di masyarakat dilihat dari perspektif hubungan seorang bapak dengan anaknya,” papar sutradara yang sudah menggarap beberapa judul film pendek ini.
Sebelumnya Dina Subono menyutradarai film pendek bertajuk Tiga Mata. Film pendek ini masuk jajaran The Top 60 Finalists Indonesian Short Film Festival (ISFF) SCTV 2016.
Baca juga : Sara Fajira Didapuk Ciptakan dan Nyanyikan Soundtrack Film 'Mantra Surugana'
Selanjutnya, Dina Subono, sutradara yang tengah menyelesaikan program studi S2 Jurusan Tata Kelola Seni di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini pernah menyutradarai film pendek berjudul Cintanya Cinta Raga.
Dina Subono mengaku tetap fokus pada karya film pendek yang selalu menawarkan perspektif berbeda. Film pendek mengandung persepsi subjektif. Bisa bersifat paradoksal, absurd, politis, dan bahkan mengandung unsur mistis.
Melalui film pendek Dear Bapak, Dina Subono mencoba memotret dan menarasikan fenomena sosial.
Baca juga : Dian Sastrowardoyo Jalani Puasa Sambil Menulis Skenario Film
“Semoga film pendek Dear Bapak ini memberi manfaat dan menyadarkan kita untuk benar-benar melihat fenomena dan keberagamaan secara lebih arif dan bijak,” ungkap seniman serba bisa yang juga konsultan hukum lulusan S2 Magister Kenotariatan itu.
Film pendek Dear Bapak diproduksi oleh Anidkana Films. Penanganan produksi dipercayakan kepada Ramacanaa sebagai produser eksekutif, serta Wisnu Heru Luhur dan Yunus Fiore selaku produser. Director Of Photography dipercayakan kepada Iqbal, soundman oleh W Oedin Ichsan, behind the scene oleh Immanuel Ardika, serta penata musik fim oleh Lambara Dimas Anya.
Ada tiga tokoh utama film ini, yaitu pemeran Pak Suban oleh aktor senior alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Dr Sudibyo JS SSn., MSn yang saat ini juga menjadi dosen di almamaternya. Selanjutnya ada Erika yang berperan sebagai Cinta, anak Pak Suban, dan Jeki berperan sebagai Rama, pacar Cinta.
Baca juga : Film Horor Sumur Jiwo 1977 Bakal Beredar Pertengahan Tahun Ini
Film pendek Dear Bapak menceritakan sosok perempuan bernama Cinta, seorang anak tunggal yang orangtuanya bercerai. Cinta tinggal bersama bapaknya yang menjadi orangtua tunggal bernama Pak Suban. Ada konflik batin sehingga Cinta tidak merasa dekat dengan bapaknya.
Wisnu Heru Luhur selaku produser film pendek ini mengatakan, film Dear Bapak bukan sekadar cerita tentang keluarga, melainkan menjembatani kompleksitas emosi manusia.
“Alur penceritaannya sangat terfokuskan pada aspek verbal dan nonverbal tentang esensi dan entitas dari sebuah hubungan. Mengingatkan kita setiap momen berharga, dan jangan disia-siakan. Pentingnya mengungkapkan cinta dan penghargaan sebelum terlambat,” ujar Wisnu. (H-2)
TRAILER Avatar: Fire & Ash membawa kembali penonton film ke Pandora dan memperkenalkan dua suku baru, yaitu Wind Traders dan klan Ash People yang melontarkan api.
Lukman Sardi, Tora Sudiro, dan Aming dipastikan kembali hadir dalam satu judul film layar lebar, Ghost in The Cell (Hantu di Penjara) karya penulis dan sutradara Joko Anwar.
Di film ini, Joko bersama rumah produksi Come and See Pictures dan produser Tia Hasibuan akan kembali menyentil isu sosial. Salah satunya, adalah kegelisahannya pada kerusakan alam.
FILM , A Normal Woman, tidak hanya menawarkan drama psikologis yang mendalam, tetapi juga menjadi refleksi tentang isu-isu sosial yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Film Kampung Jabang Mayit : Ritual Maut bakal tayang di Bioskop pada 24 Juli 2025.
Lokasi eksotis dan secara visual menawan menjadi latar lokasi yang akan memperkuat cerita film Ibadah dan Cinta.
Film ini mencerminkan budaya, nilai, dan cerita khas Indonesia, baik dalam bentuk fiksi, dokumenter, animasi, maupun eksperimental.
Penghargaan tersebut dinilai mencerminkan apresiasi dunia internasional yang terus meningkat terhadap sinema Indonesia.
"Ada plafon atasnya, penting untuk adanya fairness supaya penerimanya lebih banyak. Matching Fund dibatasi sampai Rp2,5 miliar."
SINEMA Indonesia akan kembali hadir dalam ajang festival film terbesar di dunia, Cannes International Film Festival 2025. Tahun ini, akan kembali hadir Paviliun Indonesia di ajang tersebut.
Menyambut lebaran tahun 2025, dunia perfilman Indonesia siap meramaikan bioskop di seluruh Indonesia. Pasalnya, Film Komang akan tayang di momen lebaran
Film Indonesia semakin menunjukkan taringnya di industri perfilman, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved