Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
ADA yang unik di tengah acara Solo Exhibition Ryan LH bertema Karat yang digelar di Galeri Cemara, Jakarta Pusat. Di bagian tengah ruang pameran berjudul Reflectry So Far So Good itu, sang fotografer Ryan LH memamerkan sebuah bemo berkarat tanpa badan.
Bemo berkarat dipamerkan dengan pecahan cermin yang ditempel foto memperlihatkan bentuk mata. Di sana juga ditempatkan seonggok rumput yang merambat sekeliling bemo.
“Ini memang bukan semata-mata pameran foto, melainkan juga pameran instalasi yang memperlihatkan kekuatan karat dari kaca mata Ryan,” ungkap Kurator Dr Ismet Zainal Efendi SSn MSn di tengah acara opening pameran yang digelar Minggu (19/5).
Baca juga : Kelompok Batik Binaan BPOB Capai Penjualan 26 Juta dalam Peringatan HUT ke-44 Dekranas
Ryan LH, fotografer lulusan Falkultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta 2003, mengatakan 50 foto karat yang dipajang adalah hasil jepretannya dengan kamera handphone. Objek foto karat diambil pada bagian badan kereta api usang yang tergeletak di gudang kereta bekas di Purwakarta, Jawa Barat.
Pameran foto Reflectry yang digelar bertepatan dengan hari ulang tahun ke-50 Ryan ini memperlihatkan ragam tekstur karat yang berlapis warna-warni dan memperlihatkan beragam imaji di mata yang melihatnya. Agak misterius, unik dan tidak umum.
Hadir pula sekitar 150 tamu dari kalangan fotografer senior seperti Don Hasman, Arbain Rambey, Darwis Triadi, Dion Momongan, dan lain-lain.
Ismet Zainal Effendi juga menyebut pameran foto ini bersifat interaktif disesuaikan dengan selera generasi zaman kini. Sebab, Ryan melibatkan audiens untuk memberi respons pada karyanya dalam wilayah interpretasi pada satu konteks tertentu.
Baca juga : ART SG 2024 Bakal Pamerkan Karya Seni dari 116 Galeri di Dunia
Khusus untuk karya interaktif, Ryan menggelar USWUT (U See What You Think) Challenge, yakni pengunjung pameran diajak merespons karya interaktif dan memberikan interpretasi personal.
Tiap pengunjung pameran bisa menjadi peserta. Caranya, dengan memilih bola yang tersedia dalam sebuah bowl. Di dalam bola terdapat secarik kertas bertuliskan salah satu dari 99 sifat Allah SWT, seperti Al Awwal, Al Muhyi, Al Hayyu, dan lain-lain.
Setelah membaca tulisan dalam bola, pengunjung dipersilahkan mencocokkan kata yang tertulis dengan salah satu foto dari 18 foto yang tersaji. Foto yang dianggap cocok dengan tulisan tersebut di tag ke akun instagram @reflectry_, @puka_id, dan @art.vem.tour.
Baca juga : Art Jakarta 2023 Umumkan Tanggal dan Lokasi Baru
“Bagi 99 peserta pertama yang ikut challenge ini akan dikirimkan suvenir kreatif dari Reflectry x Puka,” ungkap Ryan yang menggelar pameran di bawah koordinasi bisnis barunya, Artventure.
Risman Marah, dosen saat Ryan kuliah dan kini jadi penasehat ahlinya menyebut Solo Exhibition Ryan kali ini memang ada lompatan inovasi dari sisi karya darpada pameran tunggal Ryan terdahulu bertajuk Colory.
“Cuma kalau Ryan mau masuk (pameran) ke Yogya. Dia harus berani membuat karya baru. Jangan bawa karya ini ke Yogya, bisa habis dibantai (seniman) di sana dia,” ujar Risman yang dianggap sebagai eyangnya fotografer Indonesia. (H-2)
GUNTUR Soekarno baru saja menutup pameran fotonya bertajuk Gelegar Foto Nusantara Potret Sejarah dan Kehidupan oleh Guntur Soekarno.
Karya foto Guntur dan lukisan Syandria dijual selama pameran berlangsung. Hasilnya untuk membantu kalangan wartawan, artis, musisi, politisi serta lainnya yang membutuhkan
GUNTUR Soekarno dikenal sebagai salah satu fotografer dengan gaya pengambilan foto yang lebih cenderung menggunakan pencahayaan alami dan komposisi.
Guntur Soekarno, putra sulung Soekarno menghadirkan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno selama bulan Juni 2025 dengan menggelar pameran foto bertajuk Gelegar Foto Nusantara (GFN)
"Setiap gambar (yang dihasilkan), lebih dari sekadar foto, karya tersebut menjadi jendela perjuangan orang-orang di seluruh dunia."
PRESTASI besar dengan penghargaan juara dunia halal destination yang disandang Lombok, NTB, mulai berimbas ke ranah perfilman.
Dengan mengangkat tema instrumen perkusi, instalasi ini menggunakan alat music sederhana dari material ramah lingkungan, seperti tongofon dari pipa PVC.
Pameran ini membentangkan riset panjang sang seniman ke dalam praktik distilasi sebagai analogi visual atas ragam sejarah ekstraksi kolonial Indonesia.
Pameran ini memadukan karya lukisan, neon installation, art toys, giant balloon dan creative workshop yang memanjakan mata dan jiwa.
Iwan Yusuf tidak hanya memvisualisasikan keceriaan anak-anak di tepi pantai, melainkan juga membentuk suatu ruang imajinatif yang menghubungkan seni dengan dimensi maritim secara mendalam.
Gondola Team hadir di Festival Kebudayaan Indonesia Bertutur 2022 dengan membawa konsep instalasi labirin cahaya yang bertema Ke-Esa-an Candi Borobudur yang di beri judul “Oneness”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved