Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Eksekutif Produser Film M. Arief Rosyid Hasana Film Lafran, menghadiri acara 14th Beijing International Film Festival (BJIFF), sebuah festival yang diadakan setiap tahun dan mengumpulkan sineas dari seluruh dunia. Acara dengan tema "Englightened by Films, United as One" tersebut berlangsung dari 18 hingga 26 April 2024 di Beijing, China.
Kehadiran Arief dalam acara ini merupakan bagian dari upaya untuk memperluas jaringan dan bertukar pengalaman dengan para sineas internasional, dengan tujuan mendukung film-film Indonesia di panggung internasional.
"Alhamdulillah, tahun ini saya berkesempatan menghadiri rangkaian 14th Beijing International Film Festival di China bersama para tokoh perfilman Indonesia. Ini adalah kesempatan luar biasa untuk belajar dari para ahli perfilman global," ungkap Arief, dalam keterangan resmi Minggu (21/4).
Baca juga : Produksi Minyak Rusia Merosot, Harga Minyak Dunia Kembali Melambung
Dalam pembicaraannya, Arief juga menyoroti pentingnya generasi muda Indonesia dalam menghadapi masa depan. "Pada tahun 2030, bonus demografi akan mencapai puncaknya, di mana populasi usia produktif akan melampaui populasi non-produktif. Ini menandakan dominasi generasi muda di Indonesia. Belajar hingga ke China adalah langkah yang penting bagi mereka," kata tokoh aktivis asal Sulawesi Selatan tersebut.
Menyoroti peran generasi muda dalam memajukan Indonesia, Arief menyampaikan, "Menuju Indonesia Emas 2045, generasi muda memiliki peran krusial dalam pembangunan, termasuk di sektor industri kreatif dan perfilman. Pemerintah harus lebih mendukung ekosistem perfilman untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja bagi generasi muda dan mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif demi kemajuan Indonesia."
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Bisnis dan Pembiayaan Badan Perfilman Indonesia, Celerina Judisari, juga menekankan pentingnya partisipasi Indonesia dalam acara-acara internasional seperti BJIFF. "Indonesia harus aktif berpartisipasi dalam Festival Film Internasional seperti BJIFF ini, membangun hubungan, dan memperkenalkan perkembangan perfilman Indonesia kepada dunia," ujarnya.
Baca juga : Raih Sertifikat KAN, Produk GRP Berstandar Nasional dan Internasional
Selain itu, Celerina juga menyoroti potensi Indonesia dalam mengadakan acara serupa untuk memperluas jangkauan perfilman Indonesia ke tingkat global.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2011, BJIFF telah menjadi salah satu ajang bergengsi di dunia perfilman. Tahun ini, BJIFF diselenggarakan oleh China Film Administration bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta.
Sinopsis Film Lafran
Baca juga : Dua Helikopter Jepang Jatuh di Laut, 6 Penumpang belum Ditemukan
Film Lafran adalah sebuah film biopik yang mengisahkan tentang perjalanan hidup Lafran Pane, seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pahlawan Nasional. Kisah ini dimulai sejak Lafran masih kecil, yang meskipun cerdas namun kurang disiplin.
Dia tumbuh menjadi seorang pemberontak dan sering pindah-pindah sekolah, bahkan sempat menjadi petinju jalanan. Dalam perjalanannya, Lafran didukung oleh abangnya, Sanusi Pane, dan Armijn Pane, yang mendorongnya untuk menyalurkan energinya dalam bentuk karya.
Selama masa pendudukan Jepang, Lafran ditahan karena membela para peternak sapi. Namun, dia dibebaskan setelah ayahnya menebus dengan menyerahkan bus Sibual-buali kepada tentara Jepang. Semasa kuliah di Jogjakarta, Lafran merasa gelisah melihat kaum muslim terpelajar yang terlalu terperangkap dalam pemikiran sekuler, sehingga dia memutuskan untuk mendirikan HMI sebagai wadah untuk berjuang dalam bingkai keislaman, keindonesiaan, dan nonpolitik.
Dengan dukungan dari kekasihnya, Dewi, Lafran merelakan HMI dipimpin oleh mahasiswa yang bukan dari Sekolah Tinggi Islam (STI), sebelum akhirnya meminta MS Mintaredja dari UGM untuk memimpin HMI.
Ucapan "Saya Lillahi Taala untuk Indonesia..." dari Lafran Pane menjadi perekat bagi organisasi yang dibentuknya, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI). Sejak didirikan pada 5 Februari 1947, HMI telah menjadi penjaga nilai-nilai keumatan dan kebangsaan, memberikan kontribusi besar dalam memperkuat fondasi keislaman dan keindonesiaan. Selama 76 tahun, HMI telah berperan dalam membuka jalan bagi terwujudnya Islam yang ramah, toleran, dan menghargai persatuan serta perdamaian. (Z-10)
Peringatan Hari Raya Waisak di Beijing mengambil tema "Mengelola emosi melalui jalan Dhamma".
Dalam khutbah Idul Fitri, khatib menekankan pentingnya mensyukuri nikmat Allah SWT sebagai kunci kebahagiaan
Memperingati 75 tahun hubungan diplomatik RI-Tiongkok tahun ini, Dubes Djauhari juga sampaikan pentingnya dukungan media untuk turut memperluas semangat dan momentum perayaan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menyebut rencana Pemimpin Taiwan Lai Ching-te mengunjungi tiga sekutu diplomatik adalah bentuk provokasi.
PEMERINTAH Tiongkok menyebutkan siap bernegosiasi dengan Indonesia terkait adanya klaim tumpang tindih di laut.
Mereka sengaja datang untuk memberikan sambutan hangat kepada Presiden Prabowo dan merasa begitu spesial karena pertemuan tersebut berlangsung di Beijing, bukan di Tanah Air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved