Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Setelah sempat tertunda penayangannya di bulan Agustus lalu, Film Pesantren yang mengangkat dinamika kehidupan dalam sebuah lingkungan pesantren akan tayang pada Kamis (17/11).
Di tahap awal penayangan, film dokumenter karya sutradara Shalahuddin Siregar yang didistribusikan oleh Lola Amaria melalui Lola Amaria Production ini akan tayang di bioskop dengan lima kota pertama, yakni Jakarta, Bogor, Bekasi, Cirebon dan Garut.
Diketahui, film ini yang mengangkat kisah tentang bagaimana kehidupan dalam pesantren, yang belakangan kerap mendapat stigma buruk dari masyarakat sebagai tempat pendidikan radikalisme dan sarang teroris ini menggambarkan seutuhnya kehidupan para santri di pesantren tempat mereka menimba ilmu.
Dari anggapan atau stigma buruk pesantren sarang teroris, Lola tergerak untuk membantu mendistribusikan film Pesantren agar bisa ditonton lebih banyak orang, dan memberi pencerahan, bahwa pesantren yang sesungguhnya adalah lembaga pendidikan yang baik, dan jauh dari anggapan buruk yang menempel padanya. Ia bangga film ini akhirnya akan tayang di bioskop demi mensyiarkan kebaikan kehidupan pesantren kepada masyarakat luas.
“Kamis lusa tanggal 17 November sudah tayang. Saat ini kita dapat lima layar di lima kota, yakni Jakarta, Bogor, Cirebon, Garut dan Bekasi. Niat kita dari awal adalah bagaimana pesan di film Pesantren ini sampai ke masyarakat yang lebih luas. Karena itu, dari tiga layar ini kami harapkan penontonnya bagus dan akan terus bertambah,” kata Lola Amaria, Senin (14/11).
“Anak-anak didik pesantren sudah menonton bersama-sama saat kami lakukan tour di 10 pesantren pada bulan puasa lalu. Meski belum semua pesantren, namun secara keseluruhan sudah menyaksikan film ini dan mendapat apresiasi yang sangat baik. Melalui bioskop ini, kita harapkan masyarakat luas juga bisa menyaksikannya dan mengambil dengan baik pesan di film ini,” sambung Lola.
Film Pesantren adalah usaha untuk mencari tahu tentang bagaimana kehidupan para santri di pesantren melalui kisah dua santri dan guru muda di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy, sebuah pesantren terbesar dengan 2.000 santri di Cirebon, Jawa Barat. Pondok pesantren ini adalah pesantren tradisional pada umumnya, tetapi istimewa karena dipimpin oleh perempuan.
Shalahuddin Siregar, sutradara dan produser film dalam sebuah kesempatan mengatakan, dia tak hanya ingin membuat film yang menjelaskan apa itu pesantren, tetapi ingin melihat lebih dalam hal yang jarang dibahas di luar. “Karena itulah film ini fokus pada bagaimana Islam dari sudut pandang perempuan,” kata Shalahuddin Siregar beberapa waktu lalu.
Tahun 2021 lalu, film Pesantren sebenarnya menjadi pembuka Madani Film Festival yang berlangsung pada 27 November – 4 Desember 2021 di XXI Epicentrum. Saat itu, Shalahuddin menuturkan alasannya membesut film ini.
Menurut Shalahuddin, karyanya itu bukan merupakan film agama. Film yang dalam Bahasa Inggris berjudul A Boarding School ini menceritakan ada anak mau masuk SMP tapi tak mampu bayar biaya seragam. "Makanya orang tuanya mengirimnya masuk ke pesantren,” katanya saat itu.
Produksi film Pesantren sempat berhenti di tengah jalan karena kesulitan pendanaan. Film ini akhirnya bisa selesai pada 2019 setelah mendapatkan dukungan dari In-Docs, Steps International, Kedutaan Denmark di Jakarta, Talents Tokyo, serta dua stasiun TV internasional—NHK dan Al Jazeera Documentary Channel. Film ini diputar pertama kali di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) pada 2019. IDFA adalah festival dokumenter paling bergengsi dan terbesar di dunia.
Film Pesantren terpilih dari sekitar 3.000 film, yang terdapat di dalam program di Luminous, sebuah program yang menurut IDFA adalah film-film yang mampu menenggelamkan para penontonnya dalam pengalaman sinematik: digerakkan oleh tokoh, cerita, maupun pembuat film. Luminous hadir untuk memulihkan keindahan relasi, ekspresi dan rasa empati manusia dan membuat yang universal menjadi nyata lewat individu-individu dalam film-fim terpilih. (OL-12)
Lokasi eksotis dan secara visual menawan menjadi latar lokasi yang akan memperkuat cerita film Ibadah dan Cinta.
Big Box Superman limited edition hadir eksklusif di seluruh outlet Pizza Hut Restaurant, Pizza Hut Delivery (PHD) dan Pizza Hut Ristorante di Pulau Jawa.
Untuk film Sore: Istri dari Masa Depan, lagu pertama yang masuk itu Gaze dan Forget Jakarta dari Adhitia Sofyan.
FILM La tahzan: Cinta, Dosa, Luka garapan sutradara Hanung Bramantyo menceritakan drama sebuah keluarga dengan isu perselingkuhan. Dibintangi oleh Deva Mahenra, Marshanda, dan Ariel Tatum.
FILM Sorry, Baby tayang di bioskop tanah air mulai 16 Juli 2025, ini adalah film drama dark comedy independen Amerika karya debut Eva Victor, yang menyutradarai sekaligus menjadi aktornya.
Lagu Segalanya sekaligus akan menjadi soundtrack dari film La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka yang juga dibintanginya.
PW RMI-NU Jakarta dan PAM Jaya Siapkan MoU Penyediaan Air Langsung Minum di Pesantren
MAJELIS Masyayikh menyelenggarakan Uji Publik Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal (SPMI–SPME) untuk Pendidikan Pesantren Jalur Nonformal
Penanaman jagung awal di ponpes tersebut di atas lahan sekitar satu hektare. Sementara benih ikan yang ditaburkan adalah nila sebanyak tiga ribu ekor.
DIREKTORAT Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk pertama kalinya menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Internasional.
Kemenag menyebut program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyasar siswa dan santri bisa melengkapi kebutuhan pemeriksaan kesehatan di pesantren.
Untuk bisa mengakses peluang beasiswa kampus-kampus internasional di luar negeri dan dalam negeri, menurut Kyai Imjaz, bahasa Inggris menjadi kunci yang wajib dimiliki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved