Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
WARTAWAN fesyen berpengaruh Andre Leon Talley, yang merupakan orang julit hitam pretama yang menjabat sebagai direktur kreatif Vogue, Selasa (18/1), tutup usia di New York, di usia 73 tahun.
"Dengan penuh duka, kami mengumumkan meninggalnya Andre Leon Talley," ungkap pernyataan yang diunggah di akun Instagram resminya tanpa menyebut meninggalnya wartawan itu.
Talley adalah direktur kreatif Vogue saat majalah itu melesat menjadi alkitab di dunia fesyen.
Baca juga: Aktor Gaspard Ulliel Meninggal karena Kecelakan Saat Ski
"Selama lima dekade menjadi ikon internasional, dia menjadi orang kepercayaan Yves Saint Laurent, Karl Lagerfeld, Paloma Picasso, Diane von Fustenberg, serta membantu mengembangkan desainer-desainer muda," lanjut pernyataan itu.
Lahir di Washington pada 1948, Talley dibesarkan oleh neneknya di Durnham, North Carolina, dan sudah tertarik pada fesyen sejak kecil.
"Setiap Minggu, saya akan berjalan menyeberang rel kereta ke daerah elite Durnhm dan membeli Vogue dan Harper's Bazaar. Kemudian, saya akan pulang ke rumah nenek saya dan membaca kedua majalah itu," ujar Talle dalam wawancara dengan The Guardian pada Mei 2020.
"Majalah itu membuat saya bisa melarikan diri dari perundungan dan pelecehan seksual ke dunia yang indah," lanjutnya.
Talley kuliah sastra Prancis dan mendapatkan gelar master dari Universitas Brown sebelum terjun ke dunia jurnaliesme fesyen.
Setelah sempat malang melintang di majalah Interview, Women's Wear Daily, W, dan The New York Times, Talley bergabung dengan Vogue sebagai direktur berita fesyen pada 1983, bersamaan dengan Anna Wintour, yang kini menjadi pemimpin redaksi.
Dia bekerja di Vogue selama tiga dekade menjabat sebagai direktur kreatif, contributing editor, dan terakhir editor-at-large.
Selain sebagai wartawan, Talley juga menjadi juri di America's Next Top Model serta mncul di beberapa episode Sex and theb City serta Empire.
Taley menulis tiga buku, termasuk memoar berjudul The Chiffon Trenches yang menjelaskan dengan gambang perseteruannya dengan Wintour.
Wintour, dalam ucapan dukanya untuk Talley mengatakan, "Seperti banyak hubungan yang berlangsung selama puluhan tahun, pastinya ada saat yang rumit. Namun, hari ini, saya hanya ingin mengenang seorang pria cerdas dan peuh gairah, yang sangat murah hati." (AFP/OL-1)
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan.
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Busana dengan gaya khas Italia 1951 tampil di koleksi dari merek fesyen asal Italia Max Mara, berkolaborasi dengan merek dasi asal Italia E. Marinella.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Temukan perjalanan inspiratif THENBLANK, brand fashion lokal yang lahir dari ruang tamu kecil hingga sukses menembus pasar digital bersama Shopee.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved